SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, KUDUS — Pengrajin pisau di Kabupaten Kudus menghadapi kendala dalam menentukan harga jual produk pisau yang disesuaikan dengan kenaikan harga bahan baku yang selalu berfluktuasi.

“Saat ini, harga sejumlah bahan baku pembuat pisau, seperti stainless [steel] serta aluminium untuk membuat gagang pisau memang mengalami kenaikan,” ungkap Suwari, salah seorang pengrajin pisau di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Kamis (9/5/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk harga bahan baku utama membuat pisau, berupa stainless steel harganya mencapai Rp17.000/kg, sedangkan sebelumnya hanya berkisar Rp12.000/kg. Bahan baku lain yang mengalami kenaikan, yakni aluminium sebagai bahan baku untuk membuat gagang pisau saat sekarang mencapai Rp22.000/kg dari sebelumnya hanya Rp17.000/kg.

Padahal, lanjut dia, bahan baku aluminium yang digunakan merupakan bahan bekas kendaraan bermotor, seperti blok mesin sepeda motor atau pelek racing. “Bahan baku yang sudah dalam bentuk batangan atau melalui proses peleburan, harganya justru mencapai Rp30.000/kg,” ujarnya.

Karena harga jual pisau yang diproduksi sulit dinaikkan, dia terpaksa menggunakan bahan baku yang lebih murah dengan konsekuensi harus melakukan peleburan sendiri dari awal. “Saya juga harus pandai-pandai mengatur bahan baku yang digunakan bisa irit agar tetap mendapatkan keuntungan,” ujarnya.

Ketika harga jual pisau dinaikkan, kata dia, pedagangnya justru protes dan enggan membeli sehingga terpaksa tidak menaikkan harga jualnya. Harga jual pisau dengan gagang terbuat dari bahan aluminium untuk ukuran kecil per kodi selama ini belum ada kenaikan masih dijual dengan harga Rp32.000/kg, sedangkan berukuran besar mencapai Rp80.000/kg.

Sahri Baedlowi, pengrajin pisau lainnya mengakui saat terjadi kenaikan harga bahan baku memang tidak otomatis harga jual pisau bisa dinaikkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dia mengaku, lebih memilih membuat produk pisau jenis baru dengan harga disesuaikan dengan kenaikan harga bahan baku.

Cara tersebut, kata dia, memang harus diikuti dengan strategi pemasaran yang bagus agar bisa laku di pasaran. 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya