SOLOPOS.COM - Pengrajin, Eka Hartono, menyelesaikan proses pembuatan patung bertema religi atau reproduksi karya seni di rumahnya Dawung Tengah, Kecamatan Serengan, Solo. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Pengrajin, Eka Hartono, menyelesaikan proses pembuatan patung bertema religi atau reproduksi karya seni di rumahnya Dawung Tengah, Kecamatan Serengan, Solo. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Tangan keriput Lukito Eka Hartono, 82, sibuk menatah patung Bunda Maria yang terbuat dari bahan gypsum. Mata tuanya pun masih awas sehingga tak perlu menggunakan kaca mata untuk mengerjakan detail pahatan. Sembari mengisap sebatang rokok kretek, tangannya menari-nari di pahatan patung itu. Pisau penatah, kuas kecil dan besar ia gunakan bergantian sesuai fungsinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya belajar sendiri seni pahat patung ini. Awalnya saya gemar melukis. Kira-kira sejak 20 tahun lalu saya mengerjakan patung,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Brotojoyo, Dawung Tengah, Serengan. Lukito mengerjakan patung-patung itu sesuai dengan pesanan. Pesanan paling anyar yang baru saja ia rampungkan adalah patung gajah berukuran setinggi sekitar empat meter. Patung itu dipajang di rumah persemayaman Tiong Ting di Jebres. “Harga patung gajah itu sekitar Rp70 juta. Besarnya hampir sama dengan gajah hidup,” imbuhnya.

Ia mengaku mayoritas pesanan yang ia kerjakan berasal dari umat Nasrani. Patung-patung seperti Bunda Maria dan Yesus baik ukuran kecil maupun besar banyak dipesan. Patung-patung itu dikerjakan menggunakan dua bahan utama yaitu serat kaca dan gipsum. Bahan serat kaca atau fiberglass biasanya lebih mahal karena lebih kuat jika digunakan di luar ruangan. Sebelum membuat patung, Lukito sebelumnya harus membuat cetakan. Setelah cetakan jadi, baru diisi dengan bahan serat kaca. “Kebanyakan pesanan berasal dari gereja Katolik. Barang-barang pesanan itu ada yang dibawa ke Merauke, Salatiga, Amerika bahkan Afrika,” aku dia.

Ia mengaku tidak pernah mengiklankan produknya. Ia hanya mengandalkan strategi dari mulut ke mulut atau buzz marketing. Rata-rata patung buatannya dibanderol harga Rp500.000 hingga puluhan juta. Saat ini, Lukito, yang mantan pendeta itu, mengerjakan pesanan sendirian. Ia akan mempekerjakan karyawan saat pesanan cukup banyak. Menjelang Natal, pesanan patung Bunda Maria dan Yesus memang tidak meningkat. Pesanan biasanya berasal dari pihak internal gereja. Lukito juga berprinsip tidak mau mengerjakan patung yang digunakan untuk disembah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya