SOLOPOS.COM - transaksi buah impor di kios buah Jalan Colombo, Sleman, Kamis (22/8/2013)

Solopos.com, JAKARTA – Pengolahan pasca panen yang dilakukan petani hortikultura terutama buah-buahan masih buruk. Akibatnya, sekitar 30% dari total panen ketika terjadi peak season (puncak panen) terbuang percuma.

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heryawan mengatakan petani belum mampu mengolah hasil panennya dengan baik. Akibatnya, produksi petani tidak semuanya diserap oleh pasar tetapi terbuang begitu saja. Untuk mengatasi hal ini, Dia mengusulkan agar dilakukan hilirisasi atau inovasi produk pertanian tersebut.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

“Pengolahan pasca panen petani kita ini belum optimal, 30% hasil panen terbuang percuma, oleh karena itulah inovasi produk perlu dilakukan guna mengatasi masalah tersebut,” katanya, Minggu (29/9/2013).

Dia melanjutkan, siklus buah di Indonesia mengenal istilah peak season (puncak panen) dan off season (tidak panen). Ketika peak season terjadi, petani cenderung ceroboh dengan hasil panennya sehingga sebagian hasil panennya terbuang percuma.

“Ketika puncak panen terjadi, barang ‘kan melimpah. Karena itu, harganya jadi turun. Akibatnya petani cenderung membiarkan begitu saja hasil panennya yang menurutnya kurang baik. Padahal, produk yang diabaikan tersebut masih bisa manfaatkan lagi,” terangnya.

Sebaliknya, lanjut Rusman, ketika off season terjadi atau tidak ada panen. Persediaan buah di pasar sangat sedikit. Kondisi ini memicu masuknya buah impor dari luar negeri. Oleh karena itu, agar hal ini tidak terus-terusan terjadi, pihaknya menghimbau agar petani semakin giat melakukan inovasi produk agar produk tersebut lebih awet, tahan lama dan bernilai ekonomis lebih tinggi.

“Inovasi produk merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi ketimpangan ini. Karena intinya adalah bagaimana mengatur agar ketika terjadi puncak panen, tidak ada produk yang terbuang percuma. Sebaliknya, ketika tidak panen, masyarakat masih dapat menikmati produk yang sama meskipun dalam bentuk yang berbeda,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya