SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

PELATIHAN JUKIR--Ratusan juru parkir (Jukir) di Kota Solo melaksanakan apel sebelum mengikuti Pelatihan dan Pembekalan Teknis Pengelola dan Petugas Parkir di Wilayah Kota Solo Tahun 2011di Taman Balekambang, Selasa (7/6). Berita di bagian lain halaman ini. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Solo (Solopos.com)–Sebanyak 80% tenaga kerja (Naker) yang diberangkatkan ke Batam merupakan warga dari luar daerah Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hanya 20% atau setara empat orang tenaga kerja yang diberangkatkan ke Batam berstatus penduduk Kota Bengawan. Demikian disampaikan Kasubid Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), Agus Alwanto ketika dijumpai Espos di ruang kerjanya, Jumat (9/9/2011).

”Animo warga Solo untuk lowongan kerja yang sifatnya formal apalagi kalau penempatannya ke luar daerah masih sangat rendah. Hal itu bisa dilihat dari program kerja ke Batam. Untuk tahun ini saja kesempatan 20 orang ke Batam, hanya empat orang yang statusnya warga Solo,” jelasnya.

Sisanya sebanyak 16 orang merupakan warga dari luar daerah. Rendahnya animo warga tersebut, imbuh Agus, juga bisa dilihat dari peserta Job Market Fair (JMF).

”Sama halnya seperti persentase warga Solo yang ke Batam, untuk JMF pun sama. Jadi hanya 20% peserta yang statusnya warga Solo. Sisanya didominasi warga dari eks-Karesidenan Surakarta,” paparnya.

Diakui Agus, kondisi demikian menjadi persoalan tersendiri. Pasalnya, tujuan awal penyampaian kesempatan kerja adalah untuk mengurangi pengangguran di Kota Solo.
Sebaliknya apabila minat warga sangat rendah, tujuan awal Pemkot tidak tercapai.

Mengenai penyebab rendahnya minat warga Solo terjun di dunia kerja formal, Agus menambahkan prediksi Dinsosnakertrans lantaran dunia kerja informal masih diminati.
Dunia kerja informal tersebut contohnya menjadi juru parkir (Jukir) atau menjadi pedagang kaki lima (PKL).

”Solo ini kan bukan kota penghasil. Kota ini hidup dari sektor jasa semisal perdagangan. Dengan karakteristik kota yang demikian, banyak kesempatan kerja yang terbuka untuk bidang perparkiran. Apalagi menjadi Jukir itu kan relatif mudah. Tinggal mengatur kendaraan, uang sudah ada di tangan,” ujarnya.

Lebih lanjut, sambung Agus, karakter generasi muda yang memrihatinkan salah satunya adalah masih bergantung kepada orangtua.

”Kami lihat sekarang ini banyak warga yang masih bergantung kepada orangtua. Jadi mereka lebih memilih dapat gaji rendah asal dekat dengan keluarga. Kalau masih kurang, tinggal minta kepada orangtua,” tukasnya.

Namun demikian, Agus menambahkan agar lebih valid seharusnya kalangan akademisi membuat penelitian soal ini. ”Akan lebih bagus kalau dari kalangan akademisi membuat penelitian kenapa sampai generasi muda berkarakter demikian,” ujar dia.

(aps)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya