SOLOPOS.COM - Deretan kuda menyambut wisatawan di kompleks objek wisata Grojogan Sewu di Tawangmangu, Karanganyar. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Berkah Lebaran 2014 tak terbagi merata di Tawangmangu. Homestay dan penginapan kelas melati di kawasan berhawa sejuk itu mengklaim kalah modal sehingga tak kebagian tamu di masa libur Lebaran 2014 ini.

Keluhan itu disampaikan ratusan warga asli Tawangmangu  yang memiliki penginapan di kawasan wisata tak jauh dari Grojogan Sewu itu. Mereka gigit jari lantaran tak memperoleh hasil memuaskan selama momentum libur Lebaran 2014.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Di sisi lain, jumlah wisatawan yang bertandang ke air terjun Grojogan Sewu juga mengalami penurunan drastis pada musim libur Lebaran 2014 ini. Kenaikan harga tiket masuk dituding sebagai kambing hitamnya.

Pembina Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tawangmangwu, Karwadi, mengatakan banyaknya hotel berbintang dua yang menjamur di Tawangmangu dalam lima tahun terakhir berdampak buruk terhadap tingkat hunian penginapan milik warga setempat.

Sebagian besar pemilik penginapan di Tawangmangu mengeluhkan rendahnya okupansi saat musim libur Lebaran 2014 ini. “Lebaran tahun ini sangat sepi. Hampir semua tempat penginapan tidak penuh. Bahkan, ada yang hanya terisi satu-dua dari 20-an kamar yang disediakan. Faktor yang mempengaruhinya, banyaknya hotel berbintang yang tumbuh subur dalam beberapa tahun terakhir,” tuduh Karwadi saat ditemui Solopos.com di Tawangmangu, Rabu (30/7/2014).

Selain disebabkan kalah bersaingan dengan pemodal hotel kelas kakap, lanjut Karwadi, momentum Lebaran 2014 ini bersamaan dengan datangnya tahun ajaran baru siswa sekolah. Hal itu, ia duga membuat para orang tua mempriotitaskan pembiayaan kebutuhan pendidikan anak-anak mereka ketimbang berekreasi.

“Penurunan tingkat hunian rata-rata bisa mencapai 60 persen dibandingkan tahun lalu. Untuk tarif penginapan, mengalami kenaikan 100 persen saat Lebaran seperti ini. Di hari biasa, mencapai Rp100.000 per kamar. Persoalannya, penginapan milik warga banyak yang tak laku. Kalau kondisi seperti ini terus, saya prediksi banyak penginapan milik warga yang kolaps dalam beberapa tahun mendatang,” katanya.

Hal senada dikemukakan Ketua PHRI Karanganyar, Sukirdi. Ia juga beranggapan banyaknya hotel yang didirikan di Tawangmangu menyebabkan tingkat persaingan tarif semakin ketat. “Memang tingkat hunian saat Lebaran ini sangat sepi. Soalnya, memang banyaknya hotel di Tawangmangu. Jadi, harga pasar yang menentukan,” katanya.

Di sisi lain jumlah pengunjung wisatawan di Grojogan Sewu mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun lalu. Perubahan harga tiket masuk ke Grojogan Sewu dituding sebagai penyebabnya.

Pada hari biasa tiket masuk kawasan wisata itu naik dari Rp8.000 menjadi Rp11.000 untuk setiap wisatawan domestik. Sedangkan, wisatwan asing dari Rp15.000 menjadi Rp110.000 per orang.

Perubahan harga itu dilakukan guna menyesuaikan dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 12/2014 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya