SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali Seno Samodro sebut vaksin sama dengan obat batuk. (Istimewa/Instagram/gus_taufik_irvani)

Solopos.com, BOYOLALI -- Bupati Boyolali Seno Samodro mengibaratkan vaksin Covid-19 dengan obat batuk. Katanya, meskipun belum tentu bisa benar-benar manjur, vaksin bisa mengangkat psikologi masyarakat agar lebih yakin menghadapi pandemi yang tak tahu ujungnya hingga kapan.

Dilema Pandemi, Bupati Boyolali Takut Generasi Blank Jika Sekolah Tak Kunjung Dibuka

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pernyataan ini disampaikan Seno Samodro dalam video wawancara yang yang diunggah akun instagram @gus_taufik_irvani, Minggu (10/1/2021). "Jangan melebih-lebihkan vaksinasi, obat batuk saja mereknya banyak. Le mandi le endi. Aku wae malah ngguyu [yang manjur yang mana? Saya malah tertawa saja]," katanya. "Yang Penting mengangkat psikologis masyarakat agar tidak takut menghadapi corona."

Dia lantas mengungkap keraguan masyarakat soal kemujaraban vaksin. Menurutnya pengujian vaksin hanya dilakukan dua tahun. "Hla wong pengujiannya dua tahun kok," katanya lagi.

Di akhir pernyataan, Seno kembali menegaskan vaksin sama dengan obat batuk. "Mbuh mandi opo ora kan orang ngerti wong durung diuji kok [Entah mujarab atau tidak kan enggak tahu wong belum diuji] . Yang penting sudah menambah morel masyarakat. Yang penting vaksin sudah ada. Corona tidak perlu ditakuti," tutupnya sambil tersenyum.

Pada kesempata yang sama, Seno sempat berbicara soal kekhawatiran jika sekolah tak kunjung dilaksanakan secara tatap muka. Seno Samodro, mengungkap ketakutannya terhadap masalah yang bakal timbul di kemudian hari terkait kebijakan menghentikan kegiatan sekolah secara tatap muka. Bupati Boyolali takut nantinya akan muncul generasi blank lantaran siswa dibiarkan naik kelas begitu saja tanpa ada kegiatan belajar yang sempurna.

Jangan Takut! Vaksin Covid-19 Aman & Halal

Pembelajaran Online

Pembelajaran sistem daring atau jarak jauh menjadi polemik di masa pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir setahun ini. Adanya virus Covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa hampir pada semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan.

Berbagai daerah pun juga belum memberanikan diri untuk kembali merealisasikan kebijakan sekolah tatap muka seperti biasanya, mengingat pandemi Covid-19 juga belum mereda.

Seno Samodro resah dengan ketakutan akan pembelajaran tatap muka yang kembali urung dilaksanakan. Hal itu diungkapkan Seno dalam video wawancara yang yang diunggah akun instagram @gus_taufik_irvani, Minggu (10/1/2021).

Hari Pertama PSBB di Solo, Warga Belum Tertib

"Sing tak wedeni iki malah sekolah ora mlebu. Kowe lulus SD coronane 3 tahun, lha mak jegagik munggah terus tho? SMA lho iki mengko tapi pola pikire isih SD [Yang saya takutkan itu malah sekolah tidak masuk. Kamu lulus SD coronanya 3 tahun, lha tiba-tiba naik terus tho? SMA lho ini tapi nanti pola pikirnya masih SD]. Nanti muncul generasi blank. Ini yang ditakutkan," ungkap Bupati Boyolali, Seno Samodro.

"Setiap kali dirembug tapi takut sekolah karena corona. Hla corona karo dolan ketularane gedhe mana? [Hla corona dengan bermain penularan besar mana?]. Saya tidak bisa jawab karena belum ada penelitian," tambah sosok yang sebentar lagi purna sebagai orang nomor satu di Kota Susu tersebut.

Sebelum menyampaikan kekhawatiran ini, Seno sempat membahas soal kekhawatiran soal vaksin Covid-19. Menurutnya, vaksin secara psikologis bisa membuat masyarakat lebih optimis menghadapi pandemi. Seno juga sempat mengibaratkan vaksin dengan obat batuk.

PKL di Tawangmangu Boleh Buka Selama PSBB Karanganyar, Pedagang Lain Protes

Ketakutan Generasi Blank dan PSBB Boyolali

Saat ini, Boyolali sedang pembatasan kegiatan masyarakat atau PSBB sesuai instruksi Pemerintah Pusat. Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Bupati Boyolali No. 300/567/5.5/2021, tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang Berpotensi Menimbulkan Penularan Covid-19. Ada beberapa pembatasan yang disebutkan dalam SE tersebut dan meliputi berbagai bidang.

SE Bupati Boyolali tersebut mulai ditindaklanjuti sejumlah instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Sosialisasi mengenai pembatasan kegiatan mulai dilakukan. Kasi Penindakan Satpol PP Boyolali, Tri Joko Mulyono, mengatakan pihaknya segera menyosialisasikan aturan tersebut kepada masyarakat.

"Khususnya masyarakat pelaku usaha dan jasa agar menyesuaikan dengan edaran tesebut. Kami juga segera berkomunikasi dengan jajaran Polri dan TNI serta dinas-dinas terkait mengenai hal tersehut," jelas dia, Minggu (10/1/2021).

Hujan Deras, 4 Kecamatan di Boyolali Banjir

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Darmanto, juga memastikan untuk proses pembelajaran di jenjang SD dan SMP semester 2 masih menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.

"Melihat kondisi pandemi yang belum mereda, maka kebijakan kami, tetap melanjutkan daring, ntuk SD dan SMP," kata dia belum lama ini.

Dia juga memastikan kebijakan tersebut juga dibuat untuk menindaklanjuti rencana pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB yang akan digelar di Jawa dan Bali termasuk Boyolali mulai Senin (11/1/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya