SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI – Musim durian di Dusun Pogog, Desa Tengger, Kecamatan Puhpelem, Wonogiri, dimulai. Sejumlah orang dari berbagai kota berdatangan ke sana untuk mencicipi kelezatan rasa durian Pogog. Lantas, apa istimewanya durian Pogog?

Semua durian di Pogog yang dinikmati pelanggan semuanya adalah jatuhan. Durian jatuhan adalah yang matang di pohon dan diambil setelah jatuh secara alami. Dalam sehari, ada 5-10 durian jatuhan yang ada di Dusun Pogog.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jumlah durian jatuhan itu jauh lebih sedikit ketimbang permintaan. Jadi, pelanggan harus memesan durian tersebut dua hingga tiga pekan sebelumnya. Pemesanan dilayani melalui aplikasi pesan online, Whatsapp.

Pemesanan durian Pogog yang unik tersebut membuat warganet penasaran. Mereka yang ingin memesan durian tersebut mempertanyakan nomor Whatsapp yang melayani pemesanan. “Aku jauh-jauh sampai Desa Pogog harus kecewa karena para petani enggak menjual bebas durian milik mereka dikarenakan bapak yang ditunjuk sebagai ketua perdagangan baru keluar kota,” terang @viira_kurniawan.

“Nah, ini baru benar. Satu pintu harganya enggak turun. Tapi, harusnya ada pic yang selalu ready dan standby kalau ada orang jauh pengin durian Pogog. Jadi, enggak kecewa,” sambung @azalea_khaliqaadzahin.

Pemilik akun Instagram @masjiwopogog menginformasikan prosedur pemesanan durian Pogog. Bagi yang berminat bisa memesan durian lezat itu melalui Kang Rimo dengan nomor Whatsapp 085293769034.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, durian Pogog kali pertama ditanam pada 2009 dari bantuan 1.000 bibit super unggul oleh sukarelawan asal Gawok, Sukoharjo, Jumali Wahyono Perwito atau yang akrab disapa Mas Jiwo Pogog. Setelah panen perdana pada 2013, orang mulai ramai menanam durian dengan dana swadaya. Tren itu terus berlangsung hingga kini bahkan menyebar ke luar Pogog.

Di Pogog, kini ada 500-an pohon yang panen dari ribuan pohon durian yang ditanam. Pohon durian tidak berbuah secara serentak karena faktor perawatan, kesuburan tanah, ketersediaan air, dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya