SOLOPOS.COM - Perumahan Subsidi Parama Residence yang dilengkapi fasilitas umum pos satpam dan kolam renang berlokasi di Dusun III, Kepuh, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. (Solopos.com/Tiara Surya Madani).

Solopos.com Stories

Solopos.com, SUKOHARJO — Perumahan subsidi di Sukoharjo mulai menjamur sejak beberapa tahun terakhir. Sejumlah developer berlomba-lomba membangun unit perumahan untuk menampung pekerja khususnya dari wilayah Solo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Solopos.com mencoba menelusuri wilayah favorit perumahan subsidi di Sukoharjo hingga wilayah paling minim peminat. Kabupaten Sukoharjo memiliki 12 kecamatan, berdasarkan data dari https://sikumbang.ppdpp.id/.

Berdasarkan data terbaru di laman tersebut, wilayah paling diminati yakni Kecamatan Mojolaban dengan total 763 unit terjual selama tahun ini. Tersebar di 11 lokasi perumahan.

Disusul Kecamatan Sukoharjo dengan 400 unit terjual yang berada di 13 lokasi. Sementara, jumlah unit perumahan subsidi yang dipesan sebanyak 65. Wilayah favorit selanjutnya yakni Kecamatan Grogol, Sukoharjo sebanyak 303 unit perumahan yang berada di 11 lokasi.

Disusul Kecamatan Nguter dengan jumlah unit terjual sebanyak 209 di sembilan titik lokasi. Kecamatan kelima yang paling diminati yakni Baki dengan total 147 unit rumah terjual di 13 lokasi perumahan.

Baca juga: Cerita Developer Boyolali Bangun Tegalan jadi Rumah Subsidi Kekinian

Kelima titik tersebut diketahui merupakan kawasan industri, seperti Grogol, Nguter, dan  Sukoharjo. Sementara, Kecamatan Mojolaban dan Baki merupakan wilayah yang dekat dengan Solo sehingga dimungkinkan pembelinya merupakan pekerja di Solo.

Sementara, berdasarkan data https://sikumbang.ppdpp.id/, kecamatan yang nol pembeli atau bahkan tidak ada program pembangunan rumah subsidi di Sukoharjo yakni Kecamatan Weru dan Kecamatan Tawangsari.

Sedangkan di Kecamatan Bulu, Sukoharjo, ada satu unit rumah subsidi terjual dari 20 unit yang terdaftar dan satu unit rumah dipesan. Lokasinya hanya berada di satu titik.

Harga perumahan di sejumlah wilayah diketahui memang mulai naik tajam hingga ada yang menyebut milenial tak akan mampu membelinya.

Rumah subsidi kemudian dianggap sebagai medium mewujudkan impian anak muda wilayah Soloraya, termasuk Sukoharjo untuk memiliki hunian pertama mereka.

Baca juga: Ironi Kenaikan Harga Rumah Subsidi dan Buah Pemikiran Sang Proklamator

Salah satunya pegawai milenial, Shinta Mega Pertiwi, 24, mengatakan alasan membeli rumah lantaran memang sebagai hunian pertama. Meski demikian dia sempat ragu untuk membeli rumah subsidi mengingat pengerjaan rumah yang biasanya membutuhkan waktu lama.

“Keraguan lebih ke lamanya proses sampai ke akad. Mungkin karena developer rumah biasanya cenderung lama dan risiko terbengkalai. Pintar-pintar memilih developer dan bank saja,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (15/8/2022).

Meski demikian dia tak menampik harga rumah subsidi di Soloraya, termasuk Sukoharjo terbilang membantu bagi kaum muda yang ingin memiliki hunian. Menurutnya harga yang relatif terjangkau tidak memberatkan dengan iming-iming Rp1 jutaan per bulan.

Dengan harga sekitar Rp160 juta per unit, pembeli sudah mendapatkan rumah subsidi dengan luas sekitar 60 meter persegi dan bangunan sekitar 36 meter persegi.

Baca juga: REI Soloraya akan Gelar Pameran, Beli Rumah Subsidi di Sukoharjo Hanya Bawa KTP

“Pertama yang saya pertimbangkan dari segi cicilan dan jumlah [down payment/uang muka] DP ringan dan tidak terlalu memberatkan,” jelasnya.

Selain itu menurutnya alasan lain pemilihan rumah subsidi karena adanya program kredit pemilikan rumah (KPR). Dari segi harga dan tenggat waktu pembayarannya memungkinkan dia untuk bisa mewujudkan mimpi memiliki rumah pribadi.

“Lokasi juga menjadi pertimbangan, lokasi perumahan yang dekat dengan rumah sakit dan fasilitas umum lainnya yang saya dan keluarga usahakan untuk cari,” kata Shinta.

“Menurut saya yang terpenting untuk air tidak terbatas hanya [perusahaan daerah air minum] PDAM itu paling utama, kalau bisa cari yang sumur,” tambah Shinta.

Meskipun dia mengakui kualitas rumah subsidi di Sukoharjo maupun wilayah lainnya pasti akan berbeda dengan rumah komersil dari sisi bangunan. Namun jika dibandingkan dengan harga dan tenor pembayaran yang ringan menurutnya hal itu wajar terjadi.

Baca juga: Semangat Tinggi, Pengembang Rumah Subsidi di Boyolali Terkendala LSD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya