SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KARANGANYAR–Persoalan ajaran Jamaatul Muslimin yang dinilai sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karanganyar lantaran mengakui adanya nabi setelah Muhammad SAW, akhirnya berakhir.

Pada Kamis (21/2/2013) lalu, penyebar dan pengikut ajaran Jamaatul Muslimin menggelar pertemuan kedua secara tertutup dengan pengurus MUI Karanganyar, menindaklanjuti pertemuan pertama. Pertemuan kedua dilangsungkan di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Karanganyar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kapolres Karanganyar, AKBP Nazirwan Adji Wibowo, yang ikut hadir dalam pertemuan, menjelaskan, Suparmin dan kawan-kawan melakukan tobat dalam pertamuan tersebut. Menurut Nazirwan yang juga Ketua Forum Mediasi Karanganyar (Formeka), pertemuan sengaja digelar tertutup antara para ulama dengan penganut Jamaatul Muslimin.

“Pertemuan digelar mulai pukul 14.00 WIB. Tidak seperti pertemuan pertama, tidak terjadi lagi adu argumentasi antara penganut Jamaatul Muslimin dengan para ulama. Di akhir pertemuan, Pak Suparmin dan pengikutnya mengaku bersalah dan melakukan tobat bersama-sama,” papar Kapolres, Senin (25/2/2013). Pengakuan bersalah tidak hanya secara lisan, melainkan juga tertulis.

Para ulama yang tergabung dalam Formeka menyambut baik sikap Suparmin dan kawan-kawan. Bahkan MUI Karanganyar membentuk tim khusus untuk membimbing Suparmin dan pengikutnya selama beberapa bulan ke depan. Teknisnya dengan rutin memberikan materi ceramah dalam pengajian Jamaatul Muslimin. “Pertemuan kedua ditutup dengan Salat Ashar berjemaah,” imbuhnya.

Agenda pengajian dengan penceramah dari ulama MUI Karanganyar juga dimaksudkan untuk memonitor kegiatan keagamaan penganut Jamaatul Muslimin yang tersentral di Matesih.

Terpisah, Suparmin, saat dihubungi membenarkan penjelasan kapolres. Menurut dia seluruh pengikut Jamaatul Muslimin sudah menyatakan bertobat. Pertobatan massal dilakukan dengan melafalkan syahadat yang benar dibimbing ulama MUI Karanganyar. Untuk ke depannya mereka juga siap dibimbing para ulama MUI Karanganyar untuk kembali ke ajaran Islam yang benar. Termasuk mengikuti ceramah agama dari ulama MUI Karanganyar saat pengajian rutin Kamis dan Sabtu.

“Dengan ini kami menyatakan persoalan yang melibatkan kami sudah selesai,” pungkasnya.
Sorotan terhadap aliran Jamaatul Muslimin mulai santer setelah Kapolres bersama Kemenag setempat menuding aliran tersebut menyimpang. Sorotan semakin tajam setelah para pengikut dan tokoh aliran Jamaatul Muslimin membantah tudingan tersebut. Untuk mencari kebenarannya, Formeka menggelar pertemuan dengan Jamaatul Muslimin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya