SOLOPOS.COM - Warga beraktivitas di kawasan Bong Suwung sebalah sisi barat stasiun Tugu, Jogja, Selasa (7/5). Warga yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Bong Suwung menolak rencana penggusuran oleh PT. KAI. (Harian Jogja/JIBI/Gigih M Hanafi)

Warga beraktivitas di kawasan Bong Suwung sebalah sisi barat stasiun Tugu, Jogja, Selasa (7/5). Warga yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Bong Suwung menolak rencana penggusuran oleh PT. KAI. (Harian Jogja/JIBI/Gigih M Hanafi)

JOGJA—Rencana PT KAI membongkar lapak-lapak di wilayah Bong Suwung, Jlagran, Gedongtengen dan Badran, Jetis tanpa adanya jalan keluar dinilai para penghuni Bong Suwung tidak manusiawi.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

“Kawasan Bong Suwung dulu merupakan tanah pekuburan. Sudah lebih dari 50 tahun lalu muncul dan lapak-lapak ini dimiliki secara turun-temurun. 80 persen pemiliknya merupakan penduduk sini (Jogja),” ujar Ketua Paguyuban Pedagang Bong Suwung, Jati Nugroho saat disambangi Harian Jogja, Kamis (9/5/2013).

Selain menjadi hunian sementara, sebagian warga Bong Suwung juga menjajakan makanan dan minuman seperti kopi dan teh.

Sebagian lapak juga dimanfaatkan untuk menyimpan barang-barang rongsokan yang diambil dari beberapa tempat. “Ini menjadi tempat kami mencari nafkah selama ini. Larangan menjual minuman keras juga berlaku, demi menjaga keamanan di sini,” tutur pria empat anak itu.

Ia mengakui kawasan tersebut memang terkenal sebagai kawasan lokalisasi. Tetapi, tidak semua yang datang ke tempat itu berniat ‘jajan’. Banyak juga yang hanya minum dan refreshing. Kini, para penghuni kawasan tersebut resah sejak PT KAI berencana membongkar puluhan lapak tersebut. Selain akan dibangun taman, alasan PT KAI membongkar kawasan tersebut karena dianggap mengganggu lalu lalang kereta.

“Padahal, kami selalu menjaga keamanan kawasan ini. Kalau ada penumoang yang terjatuh langsung kami tolong. Kalau ada fasilitas PT KAI yang rusak, kami juga memberi tahukan itu. Tak ada masalah, justru kami membantu keamanan PT KAI di sini,” tukas pria yang sejak 1975 lalu itu membuka lapak di sana.

PT KAI berencana menggusur lapak-lapak di wilayah Bong Suwung, Jlagran, Gedongtengen dan Badran, Jetis, Jogja. Bahkan, PT KAI telah memberikan surat kepada 30 warga pemilik lapak-lapak yang berada di pinggir sepanjang rel kereta api itu.

Dari isi surat yang ditandatangani Kepala Stasiun Besar Tugu Jogjakarta Parjiyanto tersebut, PT KAI meminta agar penghuni bangunan semi permanen di kawasan itu dibongkar. Para pemiliknya juga diwajibkan untuk pindah ke wilayah lain.

“Dengan ini, kami imbau untuk kedua kalinya, agar penghuni bangunan liar untuk membongkar atau membersihkan secepatnya dari lingkungan emplasmen,” tulis Parjiyanto dalam surat yang diterima warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya