Solopos.com, SOLO – Ricky Yacobi adalah idola masa kecil bagi Chaka Bodha. Saat masih berusia tujuh tahun, akhir 1980-an, Chaka selalu merengek agar diajak ke Stadion Sriwedari ketika Arseto Solo tampil.
Kala itu Arseto memang menjadi kebanggaan warga Solo karena diisi banyak pemain papan atas. Klub berkostum warna biru langit itu juga disegani para rivalnya di Galatama.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Pertama kali saya diajak ayah nonton Arseto saat masih SD. Kalau enggak salah saat itu pas lawan BPD Jateng, tiketnya masih Rp3.500. Namanya anak kecil, diajak nonton bola ya seneng banget,” ujar Chaka saat ditemui Solopos.com di perempatan Ngarsopuro, Solo, Minggu (22/11/2020).
Ditemukan Tinggal Kerangka, Wanita Ini Meninggal Dalam Posisi Duduk
Posisi Ricky sebagai striker banyak menarik perhatian Cakha kecil. Dia mengingat Ricky sebagai striker yang handal dan banyak ditakuti lawan. Kelihaian dan kecepatan Ricky dalam mengelabui lawan juga terkenang dalam benak Chaka.
Ricky sempat dijuluki sebagai Paul Breitner-nya Indonesia karena memiliki kecepatan dan oportunis dalam menyelesaikan peluang. “Kombinasinya dengan Nasrul Kotto membuat Ricky menjadi striker yang sangat mematikan,” ujar Chaka yang kini berusia 39 tahun.
Anggota Pasoepati Ngakak ini antusias ketika para legenda Arseto menggelar reuni di Stadion Sriwedari, tiga tahun lalu. Tanda tangan Ricky Yacobi menjadi salah satu buruan utama lelaki asal Jebres itu.
Tanda Tangan
Chaka berseri-seri ketika idola masa kecilnya itu membubuhkan tanda tangan di kostum Arseto miliknya. Selain Ricky, ada tanda tangan legenda Arseto lain seperti Nasrul Kotto, Rochy Putiray, Charles Putiray hingga Joao Bosco Cabral.
Chaka sempat patah hati ketika mendengar kabar Ricky meninggal dunia karena serangan jantung di Lapangan Senayan, Sabtu (21/11/2020). Ketika Mayor Haristanto menghubunginya untuk ikut aksi mengenang Ricky Yacobi di perempatan Ngarsopuro, Minggu, dia pun langsung mengiyakan.
Chaka mengenakan jersey Arseto yang dulu sempat ditandatangani Ricky. Sambil berdiri di tengah Jl. Slamet Riyadi, Chaka dkk. membawa poster bergambar Ricky serta karangan bunga duka. “Beliau benar-benar legenda sepak bola. Besar dari bola, meninggal pun ketika bermain bola,” ujar Chaka.
Gandeng Induka, SMKN 1 Banyudono Boyolali Siap Bentuk Lulusan Siap Kerja
Sesepuh Pasoepati, Mayor Haristanto, mengatakan Pasoepati ikut kehilangan dengan meninggalnya Ricky Yacobi. Mayor menilai Ricky sudah ada di hati warga Solo karena pernah lima tahun tinggal di Kota Bengawan, 1986-1991.
“Ricky menjadi ikon dan kebanggaan wong Solo pada masanya. Sudah sepantasnya kita memberi penghormatan terakhir. Semoga para pemain muda Solo bisa meneladani kiprah legenda Arseto itu.”