SOLOPOS.COM - Ketua RW 023 Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Nur Rahmat, menengok kondisi bantaran Sungai Benganwan Solo yang baru dipasangi pagar bambu oleh sukarelawan PMI Solo untuk menghalau gangguan kambing terhadap bibit pohon, Minggu (21/2/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Penghijauan Solo, PMI Solo bergerak cepat menyelamatkan bibit pohon yang ada di bantaran Bengawan Solo.

Solopos.com, SOLO–Palang Merah Indonesia (PMI) Solo langsung turun tangan menyelamatkan bibit pohon di bantaran Sungai Bengawan Solo, tepatnya di RT 005/RW 023 Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, mulai Sabtu (20/2/2016).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, sukarelawan PMI Solo menyelamatkan bibit pohon mangga dengan menabur pupuk dan memasang pagar bambu untuk mencegah gangguan kambing. Puluhan sukarelawan PMI Solo turun tangan menyelematkan bibit pohon yang masih hidup di bantaran Sungai Bengawan Solo dengan menggandeng petugas Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat).

Koordinator Lapangan (Korlap) Program Community Flood Resilience (CFR) PMI Solo, Wanto, mengatakan perawatan bibit pohon untuk mencegah abrasi Sungai Bengawan Solo tersebut akan dilaksanakan terus secara berkala. Setelah memupuk bibit pohon dan memasang pagar bambu, menurut dia, sukarelawan PMI Solo akan melanjutkan perawatan dengan menyemprot pestisida sekaligus menumpas rumput pengganggu.

“Kami siapkan 20 batang bambu untuk dibuat menjadi pagar pembatas di sekitar bibit pohon. Kami ingin bibit pohon mangga ini aman dari serangan kambing. Soal gangguan hama atau penyakit tanaman, kami sudah siapkan obat. Kami juga bakal rutin berikan pupuk agar bibit pohon bisa tumbuh besar,” kata Wanto kepada Solopos.com, Minggu (21/2/2016).

Sebelumnya, ratusan bibit pohon bantuan Pemkot Probolinggo dan PMI yang ditanam pada medio 2015 di bantaran Sungai Bengawan Solo mati. Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo berkomitmen akan menanam sedikitnya 20 bibit pohon di bantaran Sungai Bengawan Solo, namun jadwalnya masih belum pasti. DKP Solo membutuhkan waktu untuk menyediakan bibit pohon yang ideal, minimal memiliki tinggi 2 meter (m).

“Kami akan bergerak selama sepekan untuk menyelamatkan bibit pohon di bantaran Sungai Bengawan. Apabila ada laporan bibit pohon mati, tidak perlu waktu lama, kami berkomitmen akan langsung menggantinya dengan bibit pohon baru. Kalau terus dibiarkan, bibit pohon akan mati dan tidak memberi manfaat untuk masyarakat,” terang Wanto.

Lurah Semanggi, Didik Wahyudi, mengimbau kepada warga untuk ikut serta merawat bibit pohon di bantaran Sungai Bengawan Solo. Dia meminta masyarakat untuk segera melapor kepada Pemerintah Kelurahan Semanggi apabila mengalami kesulitan atau membutuhkan sesuatu untuk mamajukan program penghijauan di bantaran Sungai Bengawan Solo tersebut.

Ketua RW 023 Semanggi, Nur Rahmat, bersyukur sejumlah pihak mulai peduli dan membantu masyarakat menjalankan program penghijauan di bantaran Sungai Bengawan Solo. Dia menyampaikan masyarakat selama ini kesulitaan menyediakan dana untuk merawat ratusan bibit pohon di bantaran Sungai Bengawan.

“Kalau cuma menanam, semua orang bisa melakukannya asal ada bibit pohon. Tapi, prosesnya tidak selesai hanya sampai di situ karena harus merawat bibit pohon-pohon yang ditanam. Selain membutuhkan dana, proses perawatan pohon memang banyak memakan waktu. Syukur, setelah muncul di media, bibit pohon di bantaran mulai diperhatikan lagi,” jelas Nur Rahmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya