SOLOPOS.COM - Pegawai CV Sekar Ayu memasang pot di etalase aluminium di Jl. Museum atau depan Kios Pujasari, Kecamatan Laweyan, Solo, Senin (29/6/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Penghijauan Solo dilakukan dengan memasang etalase pot tanaman.

Solopos.com, SOLO – Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo menggelontorkan dana sedikitnya Rp60 juta untuk membeli 75 etalase pot lengkap berisi tiga jenis tanaman hias.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan informasi yang diterima solopos.com, puluhan etalase pot tanaman hias dipasang di tiga tempat terpisah, yakni Jl. Museum atau depan kios Pujasari, halaman barat Benteng Vastenburg, dan median jalan di Jl. Ir. Sutami wilayah Sekarpace Jebres.

Jumlah etalase pot tanaman di setiap lokasi berbeda-beda.

Perwakilan dari penyedia etalase pot tanaman dari CV Sekar Ayu, Kecamatan Banjarsari, Solo, Iis Suryati, mengatakan etalase pot paling banyak dipasang di kawasan Benteng Vastenburg karena menyesuaikan dengan luas lokasi.

Menurut dia, etalase pot tanaman berfungsi sebagai ornamen hiasan di kawasan perkotaan yang dinilai masih gersang.

“Fungsi utama etalase pot tanaman memang sebatas untuk keindahan kawasan. Kami memasang 29 etalase pot di Jl. Museum, 35 buah di Benteng Vastenburg, dan 11 buah di sekitar Sekarpace,” kata Iis saat berbincang dengan di sela-sela memasang pot tanaman di Jl. Museum, Senin (29/6/2015).

Iis menjelaskan setiap etalase yang dibuat dengan bahan aluminium tersebut didesain untuk bisa menampung tiga pot berukuran diameter sekitar 25 sentimenter (cm).

Beberapa tanaman yang dipilih untuk ditanam di tiga pot di etalase, antara lain bunga adam hawa, sirih, mahkota duri, dan sambang darah. Disinggung mengenai harga satu etalase lengkap dengan pot dan tanaman, Iis ragu menjelaskan.

“Intinya Rp60 juta untuk menyediakan 75 etalase beserta pot dan bunga. Harga satu pot tanaman, biasanya Rp22.000 sampai Rp29.000. Paling banyak [dana] terserap untuk penyediaan etalase,” jelas Iis.

Iis menjelaskan biaya perawatan tanaman di pot etalase relatif mudah, yakni hanya disiram secara berkala. Sedangkan kendala dalam pemanfaatan etalase pot tanaman, lanjut dia, sangat mungkin ornamen atau perangkat pada etalase rusak hingga mudah dicuri. Selain itu tumbuhan hanya sebatas hiasan bukan jenis penghasil oksigen dengan kapasitas besar.

“Beberapa ornamen di etalase sudah hilang setelah kami pasang beberapa waktu lalu. Bola di atas etalase dicopot oleh tangan-tangan jahil. Harapan kami tentu warga turut serta menjaga etalase pot tanaman ini. Kawasan kota jadi lebih cantik,” ujar dia.

Pengusaha yang menempati salah satu kios Pujasari, Hendro Priyanto, 32, menilai tanaman pohon lebih diperlukan ketimbang etalase pot tanaman hias. Menurut dia, etalase pot tanaman hias tidak bisa melindungi terik panas matahari di sekitar Jl. Museum.

Hendro mengatakan etalase pot tanaman tidak mempunyai fungsi berarti selain untuk mengisi kekosongan ruang di beberapa lokasi.

“Penanaman bibit pohon lebih terasa manfaatnya. Anggaran Rp60 juta saya rasa sangat cukup untuk membeli bibit pohon ketimbang hanya sebatas tanaman hias. Meski demikian, saya tetap mengapresiasi upaya DKP Solo untuk menghijaukan daerah Jl. Museum,” kata Hendro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya