SOLOPOS.COM - Pasar Seni Gabusan (PSG) di alan Parangtritis Bantul. (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Penghargaan daerah diterima Bantu berupa Adipura kategori kota kecil

Harianjogja.com, BANTUL- Kabupaten Bantul meraih penghargaan Adipura di bidang lingkungan hidup 2016 untuk kategori kota kecil. Bantul satu-satunya daerah di DIY yang mendapat penghargaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penghargaan berupa sertifikat tersebut diserahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada acara penganugerahan Adipuran 2016 di Riau, akhir pekan lalu. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bantul Edi Susanto mengatakan, Bantul merupakan satu dari ratusan daerah di Indonesia yang meraih penghargaan Adipura dengan beragam kategori.

Dalam sertifikat penghargaan tersebut, Bantul diklaim berhasil meningkatkan kinerja dalam pengelolaan lingkungan hidup. “Penghargaannya untuk kategori kota kecil, kan ada banyak kategori,” Edi Susanto, Senin (25/7/2016).

Sebelumnya, pada 2015 lalu tim penilai Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah datang ke Bantul untuk  menilai kondisi lingkungan hidup di wilayah ini.

Sejumlah poin yang dinilai antara lain mengenai kondisi Ruang Terbuka Hijau (RTH), jalan pasar, Tempat Pengelolaan Sampah (TPS), tempat pembuangan akhir sampah, hutan kota, terminal dan bank sampah. Penilai kata dia juga mencatat kondisi sekolah Adiwiyata di Bantul. Sekolah Adiwiyata merupakan sekolah berwawasan lingkungan.

Menurut Edi Susanto, penghargaan tersebut diperoleh setelah penantian selama 13 tahun. “Kami harapkan dengan adanya penghargaan ini bisa menambah dan meningkatkan kinerja berbagai pihak dalam mengelola lingkungan hidup,” papar dia.

Program Adipura bertujuan mendorong kepemimpinan pemerintah daerah membangun partisipasi aktif masyarakat serta dunia usaha untuk mewujudkan kota-kota yang sukses menjalankan ekonomi, sosial budaya tanpa mengabaikan aspek ekologis.

Ketua Karang Taruna Dipo Ratna Muda Desa Guwosari, Pajangan, Bantul Masduki Rahmat mengatakan, penghargaan tersebut jangan membuat Pemkab berpuas diri, sebab masih banyak persoalan lingkungan yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Antara lain mengatasi persoalan limbah.

Desa Guwosari selama ini menjadi salah satu wilayah terdampak limbah pabrik pengolahan spiritus oleh perusahaan Madukismo. Limbah pabrik tersebut dibuang ke Sungai Bedog yang melintasi permukiman warga. Beberapa waktu lalu ribuan ekor ikan mati akibat tercemar limbah vinase tersebut.

“Buat apa mendapatkan Adipura tapi masalah limbah masih dipandang sebelah mata,” kata Masduki Rahmat. Ia menegaskan Pemkab jangan hanya berorientasi mengejar Adipura namun membiarkan ekosistem lingkungan dirusak oleh industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya