SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

Penggusuran Jakarta, tepatnya di Kampung Pulo, yang diwarnai kerusuhan, membuat Ahok jadi sasaran kritik.

Solopos.com, JAKARTA — Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra, M. Syarif, hari ini mengutuk tindakan aparat yang melakukan penertiban Kampung Pulo, Jatinegara, yang dinilai terlalu keras sehingga terjadi bentrokan dengan warga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun demikian, menanggapi komentar anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta tersebut, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun turut angkat suara. Ahok itu menilai apa yang diucapkan Syarif tersebut bukan ucapan seorang negarawan, akan tetapi politisi.

“Jadi, Syarif itu kelasnya bukan negarawan, masih kelas politisi,” ujar Ahok, Kamis (20/8/2015).

Menurutnya, hal yang dilakukan M. Syarif itu menjadi salah satu penyebab hukum susah ditegakkan pascareformasi. “Jadi, saya kira itulah yang menyebabkan pasca reformasi kita susah menegakkan hukum karena banyak politisi seperti Syarif, yang penting dapat suara, walaupun melanggar aturan,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Ahok, dirinya lebih mementingkan penegakan aturan dari pada memperoleh suara pendukung dan melanggar aturan. “Syarif lupa, saya gubernur. Enggak penting dapat suara, yang penting aturan ditegakkan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya