SOLOPOS.COM - Penggunaan kompor induksi di rumah tangga.

Solopos.com, JAKARTA–PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung transisi energi impor ke domestik melalui penggunaan kompor listrik induksi demi menciptakan kemandirian energi nasional.

Baca Juga: Hemat Kompor Elpiji Atau Kompor Induksi? Ini Penghitungannya

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemanfaatan kompor induksi memiliki beragam keunggulan dan manfaat yang dapat dirasakan masyarakat dan negara.

“PLN sangat merekomendasikan penggunaan kompor induksi di dapur rumah tangga karena lebih aman, mudah, dan efisien,” kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi.

Ekspedisi Mudik 2024

Agung menyebutkan sejumlah keunggulan menggunakan kompor induksi, yang pertama adalah lebih praktis sebab pengguna kompor listrik tidak perlu menukar tabung elpiji ketika habis.

Menurut Agung, kompor ini bekerja ketika alat masak diletakkan di atas kompor, lalu arus listrik bolak-balik dilewatkan dari dalam badan kompor melalui gulungan kawat. Panas yang dihasilkan langsung dialirkan ke alat masak, sehingga ketika bersentuhan dengan anggota tubuh tidak terasa panas dan relatif aman dan sisi waktu memasak juga lebih cepat karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas sehingga hemat waktu.

Keunggulan kompor induksi berikutnya adalah lebih aman, kompor tersebut tidak menimbulkan api dan asap sehingga risiko menimbulkan kebakaran jauh lebih kecil, selain itu juga tidak ada potensi ledakan akibat bahan bakar.

“Kompor induksi yang tanpa api dan asap juga lebih sehat bagi penggunanya sebab tidak menghasilkan emisi, selain itu juga ramah terhadap anak-anak karena lebih aman,” papar Agung.

Dari sisi penggunaan, kompor induksi juga lebih murah dibandingkan dengan kompor elpiji. Hasil uji coba menunjukkan rumah tangga kecil rata-rata mengkonsumsi 11,4 kg elpiji subsidi dengan biaya Rp79.400 per bulan setelah disubsidi pemerintah seilai Rp 125.400, sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan LPG mencapai Rp204.800 per bulan.

Sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan kompor induksi sebagai berikut, harga listrik tanpa subsidi 1 kWh Rp1.444,7 sedangkan kebutuhan listrik per bulan sebesar 82 kWh, dengan begitu biaya yang dibutuhkan untuk masak per bulan menggunakan kompor induksi tanpa subsidi senilai Rp 118.465 sehingga terdapat penghematan sekitar Rp86.335 setiap bulan.

Baca Juga: ESDM Kaji Skema Insentif Penggunaan Kompor Listrik, Begini Hasilnya

“Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas,” ujar Agung.

Tak hanya pengguna yang mendapat manfaat, negara juga memperoleh penghematan subsidi dan impor jika masyarakat beralih menggunakan kompor induksi. Dalam kajian PLN, untuk konversi sejumlah 300 ribu pengguna per tahunnya, akan dapat memberikan penghematan subsidi elpiji sekitar Rp450 miliar dan menekan biaya impor elpiji Rp220 miliar.

“Jika beralih menggunakan kompor induksi Indonesia juga akan mandiri energi sebab tanpa harus bergantung ke impor. Sebab selama ini kompor elpiji sebagian besar penyediaan energinya masih impor,” tambahnya.

PLN pun telah melakukan sejumlah upaya untuk menumbuhkan minat masyarakat beralih ke kompor induksi, yaitu memberikan harga khusus tambah daya hanya senilai Rp150.000 melalui program Nyaman Kompor Induksi untuk pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang memiliki kerja sama dengan PLN.

Baca Juga: Begini Cara Merawat Kompor Listrik Induksi Seperti Program Konversi PLN

PLN juga memiliki produk layanan Ekstra Daya, yaitu paket tambahan kapasitas daya bagi rumah baru. Pelanggan cukup membayar biaya penyambungan daya 900 VA dan mendapat kapasitas daya 2.200 VA jika sudah dilengkapi kompor Induksi lengkap peralatan masak. Program ini dilakukan dengan menggandeng BUMN Karya serta perusahaan properti.

“Produk-produk layanan PLN untuk paket kompor induksi ini merupakan bagian dari rencana program konversi energi berbasis impor menjadi domestik. Langkah ini akan berkontribusi terhadap penguatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” imbuh Agung.

Dia melanjutkan menggunakan kompor induksi pun jauh lebih aman sebab tidak ada risiko kebocoran gas yang dapat menjadi pemicu kebakaran, sehingga lebih nyaman dalam menjalankan kegiatan usaha.

“Kompor induksi juga lebih simpel, karena kami sering ikut event di luar kafe enggak perlu repot lagi mengangkat-angkat tabung gas,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya