SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Densus 88 JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha

Foto Ilustrasi Densus 88
JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha

JAKARTA-Aksi Densus 88 membekuk sejumlah terduga teroris di beberapa wilayah. Namun aksi ini menuai kritik dari anggota Komisi I DPR yang menilai Densus tak bekerjasama dengan lembaga intelijen negara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Densus 88 harus dikritisi, Densus harus bekerja secara koordinatif dengan badan-badan intelijen kita yang lain. Criminal justice system yang mendasari kerja Densus 88 harusnya tak sendirian melakukan lidik dan penyisiran,” kata anggota Komisi I DPR, Nuning Susaningtyas Kertopati, saat dihubungi, Jumat (10/5).

“Kalau model begini terus lama-lama fungsi intelijen (BIN, BIK, Intel TNI) nggak ada perannya,” imbuh perempuan yang menggeluti dunia intelijen ini.

Sebenarnya Nuning mengapresiasi aksi Densus 88 menaklukan teroris. Namun dia menilai ada kelemahan dalam manajemen di unit antiteror itu.

“Analisis yang ada harus mutidimensional jangan satu parai saja hanya ada penetrasi ideologi radikal, varian embrionya kan macam-macam. Manajemen dan term of action Densus harus terus kita kritisi dan jangan keras kepala,” ujar penulis dua buku tentang dunia intelijen ini.

Densus 88 hingga saat ini telah melakukan serangkaian aksi penggerebekan terhadap sejumlah terduga teroris di beberapa wilayah. Hingga saat ini tercatat ada 7 terduga teroris yang tewas dan 20 lainnya yang ditangkap hidup-hidup.

Badan Intelijen Negara (BIN) mengakui bahwa para teroris memang merupakan target Polri.

“Dugaan kuat mereka menjadi targetnya Polri,” ujar Kepala BIN Marciano beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya