SOLOPOS.COM - Keranda yang berisi jenazah Siyono, 34, warga Dukuh Brengkungan, RT 011/RW 005, Desa Pogung, dibawa menuju masjid guna dilakukan salat jenazah, Minggu (13/3/2016) dini hari. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos/dok)

Penggerebekan Densus 88 di Cawas Klaten berbuntut panjang, Siyono tewas.

Solopos.com, JAKARTA — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menginvestigasi kematian Siyono, 39, warga Dukuh Brengkungan, RT 011/RW 005, Desa Pogung, Cawas, Klaten yang ditangkap Densus 88 Antiteror.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

”Secepatnya Komnas HAM akan menginvestigasi kasus tersebut. Kepolisian harus transparan dan mengklarifikasi secara jelas penyebab kematian Siyono,” ucap komisioner Komnas HAM Manager Nasution, Minggu (13/3/2016).

Baca Juga:
Terdapat Banyak Luka di Tubuh Siyono
Pengamat Sangsi Siyono Tewas Karena Melawan

Mabes Polri menyebut Siyono tewas karena kelelahan karena melawan Densus 88 saat dalam pengembangan kasus. Kuasa hukum keluarga Siyono tetap mempertanyakan penyebab kematian Siyono.

Selain itu, keluarga mengaku sejak Siyono ditangkap Selasa (8/3/2016), belum ada surat penangkapan yang diterima.

Menurut Manager, jika ada indikasi penganiayaan terhadap Siyono, hal itu sudah melampaui batas kewajaran. Dia meminta DPR mempertimbangkan kembali kenaikan anggaran Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

”DPR patut hati-hati dengan rencana revisi UU Pemberantasan Terorisme. Dengan UU yang ada sekarang perlakuannya sudah sedemikian keterlaluan, apalagi kalau kewenangannya diperkuat? Kepolisian/BNPT/Densus 88 harus dievaluasi soal pencegahan dan penindakan terorisme,” tegas tokoh muda Muhammadiyah itu sebagaimana dikutip Detik.

Pengamat terorisme Mustofa B. Nahrawardaya menyatakan penyebab kematian yang disampaikan Mabes Polri patut dipertanyakan. Dia meminta kematian Siyono harus diinvestigasi tim independen yang melibatkan Komisi III DPR, Komnas HAM, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dia menyebut autopsi jenazah Siyono harus dilakukan dokter yang netral.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya