SOLOPOS.COM - Penggarit Orchids Pemalang/pemalangkab.go.id

Solopos.com, PEMALANG -- Kawasan Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Pemalang terus mengembangkan kawasan wisata. Selain Benowo Park, Desa Penggarit kini mengembangkan destinasi wisata di sebelah timur Taman Makam Pahlawan Jayana Surengyuda.

Destinasi itu disebut Penggarit Orchids, sebuah destinasi Wisata Agro Budidaya Anggrek. Mengutip pemalangkab.go.id, Senin (29/3/2021), di tempat ini, para pengunjung akan disuguhi berbagai jenis tanaman anggrek yang terpajang rapi di media pot yang cantik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain dapat memanjakan mata saat berjalan–jalan menyusuri lorong ribuan tanaman anggrek, para pengunjung juga bisa memilih anggrek untuk dibeli. Salah satu pengelola Penggarit Orchids, Hesti Sulanjari, mengatakan ada beberapa jenis tanaman anggrek yang dijual di Penggarit Orchids, di antaranya, dendrobium, vanda, cattleya dan jenis anggrek bulan.

Baca Juga : Imigrasi Pemalang Kini Layani Pembuatan Paspor Di Batang

Sedangkan harga untuk masing-masing tanaman anggrek bervariasi. Menurut Hesti, perbedaan harga tersebut ditentukan dari corak dan warnanya, semakin bagus warna dan coraknya maka harganya pun akan lebih mahal.

Hesti menyebutkan, harga tanaman anggrek jenis dendrobium dipatok antara Rp25.000 sampai dengan Rp40.000. Kemudian anggrek bulan antara Rp80.000 sampai dengan Rp150.000. Sementara untuk harga anggrek jenis vanda antara Rp60.000 sampai dengan Rp200.000.

“Untuk pemasaran, kebetulan ada beberapa pedagang yang dari luar kota setiap bulannya mereka ambil disini kisaran 500-1500 pot untuk dijual lagi disana. Untuk harga eceran kami tetap melayani," ujar Hesti.

Baca Juga : 54 Desa Di Pemalang Klaim Bebas BABS

Hesti mengungkapkan, penjualan tanaman anggrek di masa pandemi saat ini,  justru kian meningkat  sekitar lima puluh persen. Hal itu  dikarenakan para ibu cenderung lebih memilih kegiatan menanam tanaman hias di halaman rumahnya dari pada kegiatan di luar rumah saat masa pandemi.

“Dimasa pandemi Alhamdulillah malah lebih ramai. Ibu–ibu cenderung jadi lebih suka menanam. Presentasenya sekitar lima puluh persen lebih ramai di banding sebelum masa pandemi. Kebanyakan dari luar kota,” imbuh Hesti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya