SOLOPOS.COM - Seorang warga Desa Karangbangun, Matesih, Karanganyar, sedang melihat pecahan-pecahan batu yang diangkat dari area situs, Senin (1/10/2012). Pecahan batu itu akan digunakan untuk pembangunan fondasi rumah tinggal oleh warga pemilik tanah. (Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)


Seorang warga Desa Karangbangun, Matesih, Karanganyar, sedang melihat pecahan-pecahan batu yang diangkat dari area situs, Senin (1/10/2012). Pecahan batu itu akan digunakan untuk pembangunan fondasi rumah tinggal oleh warga pemilik tanah. (Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR--Kawasan Situs Megalitik Matesih atau yang dikenal dengan Situs Watu Kandang di Dusun Ngasinan Lor, Desa Karangbangun, Matesih, Karanganyar, rusak karena kurang terpelihara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasar pengamatan Solopos.com, Senin (1/10/2012), terdapat kegiatan penggalian bebatuan di salah satu bagian kawasan situs. Diduga, penggalian batu dilakukan oleh orang-orang suruhan (pekerja) dari salah seorang pemilik lahan.  Batu-batu itu digali lantas dipecah untuk bahan pembangunan fondasi rumah. Kegiatan penggalian bebatuan di kawasan situs telah berlangsung sepekan terakhir.

Seorang warga setempat, Dadang, saat ditemui wartawan menuturkan, batu-batu yang digali bukan lah bebatuan yang telah lama terlihat. Melainkan bebatuan yang selama ini terkubur dalam tanah dan mulai muncul seiring proses pengolahan yang merupakan lahan pertanian. Dadang mengungkapkan sebagian besar kawasan Situs Watu Kandang merupakan lahan pertanian produktif milik pribadi warga. Situs Watu Kandang merupakan kawasan dimana terdapat temuan seperti watu kandang berupa susunan batu besar berbentuk bulat dan persegi.

Penggalian Manik

Di situs yang dibangun pada masa pra sejarah (perundagian) itu juga ditemukan menhir, dolmen, lumpang batu, watu dakon, kursi dan meja batu, gerabah dan manik-manik. Pada zamannya, situs yang terletak di pinggir Jl Matesih-Tawangmangu itu berfungsi sebagai tempat pemujaan dan pemakaman.

“Tidak secara intensif saya ikut mengawasi pelestarian situs ini. Sesekali saya mengingatkan orang yang akan menggali batu-batu situs. Tapi saya tidak tahu persis aturannya bagaimana,” ungkap Dadang.

Dia menuturkan selama ini pengelolaan situs kurang baik lantaran petugas yang ditempatkan di pos/kantor situs, sering pergi. Sedangkan Plt Sekdes Karangbangun, Sri Hartini, mengaku belum tahu mengenai aktivitas penggalian batu-batu di area situs untuk bahan pembangunan fondasi rumah tinggal.

Dia malah mengungkapkan tentang aktivitas penggalian manik-manik oleh sekelompok orang dari Jawa Timur (Jatim) sekitar 1,5 bulan lalu.  “Kami tidak tahu persis, hanya berdasar laporan penjaga situs, sempat terjadi penggalian benda-benda peninggalan masa lalu di area situs. Sempat terjadi ketegangan karena BP3 tidak merasa memberi izin,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya