SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI—Penggalangan dana Palang Merah Indonesia (PMI) ke sekolah-sekolah disoal. Sejumlah anggota DPRD Wonogiri menilai penggalangan dana itu menyalahi aturan karena disinyalir ada unsur mengkaryakan siswa untuk mencari dana.

Anggota Komisi D DPRD Wonogiri, Indun Suyetno, mengatakan unsur mengkaryakan siswa terjadi di Kecamatan Baturetno. Dia mengaku didatangi salah satu siswa SD dan diminta menyumbang dana PMI pada Sabtu (8/12/2012) malam. Indun menilai tidak ada yang salah mengajak siswa peduli pada sesama dengan menyumbang sejumlah dana. Namun, jika hal itu diteruskan dengan meminta siswa SD mencari dana, menurutnya tidak benar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Soal nilainya tidak saya persoalkan, tapi mengapa harus mengkaryakan anak-anak SD yang masih polos untuk mencari dana. Ini yang kami sesalkan,” ungkap Indun, saat ditemui wartawan, di Gedung DPRD Wonogiri, Senin (10/12/2012).

Ekspedisi Mudik 2024

Indun lantas menelusuri sekolah mana saja yang menerapkan itu. Ternyata, hampir semua SD menggalang dana PMI dengan cara yang sama. Meskipun nilai sumbangan hanya berkisar ribuan rupiah, namun ketika dikumpulkan dana yang diterima sangat besar. Apalagi penggalangan dana telah berjalan sejak awal Desember. Indun khawatir dana tersebut diselewengkan. Hal senada disampaikan Anggota Komisi D lain, Sulardi. Menurutnya, penggalangan dana PMI selama ini telah diakomodasi dalam Bulan Dana PMI, sehingga bentuk-bentuk penggalangan dana lain perlu dipertanyakan.

Lebih jauh, Indun dan Sulardi sama-sama mendesak penggalangan dana tersebut dihentikan. Mereka mendesak Dinas Pendidikan menelusuri dan memastikan dana tersebut digunakan dengan benar. “Harus disetop, jangan diteruskan. Dinas harus bertindak,” ujar dia.

Salah satu SD yang juga ikut menggalang dana PMI adalah SD IT Al Huda Wonogiri. Wakil Kepala SD IT Al Huda, Wahyudi, mengatakan penggalangan dana PMI dilakukan setelah surat edaran dari PMI dan UPT Pendidikan kecamatan setempat diterima pihak sekolah. Setiap siswa diberi formulir untuk menggalang dana secara suka rela. Formulir itu bisa diisi sumbangan atas nama siswa bersangkutan dan orang tua siswa. Wahyudi menyebut selama kurun waktu sepekan, total dana yang dihimpun siswa mencapai Rp2,64 juta.

Dia menegaskan SD IT Al Huda berpartisipasi menggalang dana PMI sebagai bentuk pembelajaran pada siswa agar senang beramal. Terkait dugaan penggalangan dana itu salah, Wahyudi mengaku tidak tahu. Menurutnya, penggalangan dana PMI di sekolah telah berlangsung bertahun-tahun. “Sudah bertahun-tahun ada. Itu rutin setiap tahun sekali. Formulir diberikan siswa, dibawa pulang, lalu dikembalikan ke sekolah. Nilai sumbangan yang tertera di formulir tiap siswa beda-beda, ada yang Rp1.000, ada yang Rp100.000,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan, Siswanto, memastikan akan melakukan penelusuran terkait dugaan siswa dikaryakan untuk menggalang dana PMI. Dia menjelaskan pada prinsipnya penggalangan dana itu ditujukan untuk mengajari siswa peduli pada sesama. Siswanto menambahkan penggalangan dana dilakukan tidak hanya di SD, melainkan di tingkat SMP dan SMA sederajat. Di Wonogiri, ada lebih dari 800 SD, 115 SMP dan 70-an SMA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya