SOLOPOS.COM - Ilustrasi penertiban gelandangan dan pengemis. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pengemis di Kota Semarang disinyalir sengaja didatangkan dari luar kota oleh pihak-pihak tertentu.

Semarangpos.com, SEMARANG — Bulan Ramadan lazim dianggap sebagai momentum tepat beramal, entah bersedekah, infak, ataupun zakat. Para pengemis, gelandangan, dan orang telantar (PGOT) biasanya menjadi sasaran. Tak heran, pada bulan Ramadan, PGOT seperti membanjir di Kota Semarang.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Namun, sadarkah Anda bahwa para pengemis, gelandangan, dan orang telantar itu sengaja didatangkan dari luar Kota Semarang? Dugaan bahwa PGOT yang membanjiri Kota Semarang belakangan hari ini sengaja dipasok dari luar kota, Selasa (14/6/2016), diungkapkan Kepala Panti Rehabilitasi Sosial Among Jiwo M Ridwan.

“Modelnya begini. Mereka diangkut dengan truk-truk dan diturunkan di kawasan perbatasan Kota Semarang,” ungkap M Ridwan sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara di Semarang.

Ia menyebutkan keterangan dari salah seorang penjual sayur di kawasan Cangkiran, perbatasan Semarang dengan Kabupaten Kendal yang mengungkapkan adanya truk-truk yang menurunkan para pengemis. “Kata penjual sayurnya, truk berpelat nomor G. Menurunkan sekitar delapan orang di perbatasan Cangkiran. Dia [penjual sayur] kebetulan mau lewat karena terhalang truk tersebut,” katanya.

Karena penjual sayur itu tidak bisa lewat, lanjut dia, akhirnya melihat dari truk tersebut turun sejumlah pengemis. Ia bahkan sempat menghitung jumlahnya, yakni delapan orang. “Ketika saya pantauan ke sana, dia [penjual sayur] bilang, ‘Ngeri tenan, arep lewat ga bisa. Ngedunke wong gendeng-gendeng. Tak itung jumlahe wolu [Memprihatinkan, mau lewat terhalang, ternyata menurunkan orang-orang gila, saya hitung jumlahnya delapan],” paparnya.

Demikian pula ketika Ridwan melakukan operasi ke kawasan Mangkang, yakni perbatasan Semarang-Kabupaten Kendal berhasil mengorek keterangan dari penjual nasi kucing di sekitar kawasan tersebut. “Keterangan dari dia [penjual nasi kucing], kemarin malam-malam melihat mobil boks yang dikiranya mobil perusahaan dari arah barat. Mobil itu menurunkan penumpang yang dikiranya pegawai,” katanya.

Nyatanya, kata dia, setelah mobil itu pergi para penumpang yang semuanya anak-anak tidak langsung meninggalkan lokasi, melainkan mengais-ngais sampah di sekitar lokasi dan kemudian pergi menghilang. “Kami memang menyinyalir adanya pengemis yang di-drop dari luar kota. Namun, sejauh ini belum pernah menemukan sendiri, sebab waktunya tidak tentu. Biasanya, tengah malam sekitar pukul 24.00 WIB,” katanya.

Menurut dia, dugaan pengemis, gelandangan, dan orang telantar Kota Semarang berasal dari luar daerah ini terbukti dengan pengakuan sejumlah PGOT yang terjaring razia dan dibawa ke Panti Rehabilitasi Sosial Among Jiwo. Sebagian besar dari mereka berasal dari luar Kota Semarang. “Sebagian besar PGOT yang dibina di sini dari luar kota memang, khususnya kawasan hinterland Semarang. Ya, itu tadi. Mereka di-drop dari luar kota dan ujung-ujungnya masuk ke sini,” pungkasnya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya