SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KARANGANYAR — Dua pasar di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar saat ini mangkrak yaitu Pasar Malangjiwan dan Pasar Gawanan. Akibatnya pengembang mengalami kerugian ratusan juta rupiah.

“Pengembang Pasar Malangjiwan sudah angkat tangan meneruskan pembangunan pasar. Karena bangunan yang sudah jadi tidak laku untuk berjualan,” ujar Sekretaris Desa (sekdes) Malangjiwan, Bambang Budi H ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (27/2/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia total dana yang dikeluarkan investor CV Indardi, Klaten dalam membangun puluhan kios dan los itu kira-kira mencapai Rp2,5 miliar. Karena pasar yang semula diprogramkan untuk berjualan berbagai barang kebutuhan sehari-hari tak laku digunakan jual-beli, sehingga pasar tersebut mati.

Dulu, kata dia, pasar itu pernah dihidupkan tetapi hanya tahan empat bulan. Setelah itu para pedagang enggan membuka dasaran di pasar itu.

Ditanya usaha yang telah dilakukan guna menghidupkan pasar dengan luas 3.000 meter persegi itu, dia mengaku sudah tak kurang usaha. Namun usaha itu dinilia tak berhasil, sehingga aktivitas pasar tidak ada lagi.

Terkait itu pihaknya kini akan mencari terobosan lagi di antaranya dengan membuat badan usaha milik desa (BUMDes), untuk mengelola pasar agar hidup. Karena itu pihaknya mengaku telah membawa persoalan ini ke kebupaten dan meminta contoh pembuatan draf pendirian BUMDes tersebut.

Dua orang penghuni kios di pasar itu, masing-masing Narto, 60 dan Parjan, 40, berharap pasar bisa hidup kembali sehingga banyak pengunjung berbelanja. “Saya nyewa di sini satu bulan Rp200.000. Tetapi untuk penerangan listrik kami nyalur dari kantor pemasaran,” kata dia yang sehari-hari menjadi pedagang rosok ini.

Secara terpisah Kepala Desa (kades) Gawanan, Murdiyanto juga mengeluhkan mangkraknya pasar di desanya. Karena pasar yang dibangun pada tanah kas desa dengan luas 5.000 meter persegi itu tidak laku dijual.

“Dulu pernah dihidupkan untuk pasar tradisional dan bagian belakang untuk pasar hewan. Tetapi hanya tahan kira-kira empat bulan. Sekarang ini memasrahkan pengelolaan ke kabupaten. Semoga kabupaten mau mengelola sehingga perekonomian di sekitar pasar menjadi hidup dan berdampak positif ke warga,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya