SOLOPOS.COM - Benteng Vasternburg (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota Solo (Pemkot) Solo diminta menghentikan semua kegiatan di kompleks Benteng Vastenburg selama proses pemugaran benteng oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) berlangsung. Kegiatan pemkot itu dikhawatirkan akan menganggu proses pemugaran.

Anggota Komisi IV DPRD Solo, Reny Widyawati, mengatakan selama proses pemugaran benteng masih berlangsung mestinya tidak ada kegiatan dulu dari pemkot. Ia meminta semua kegiatan di kompleks benteng peninggalan zaman kolonial itu dihentikan karena dikhawatirkan akan menganggu proses pemugaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau proses pemugarannya selesai, saya justru mendorong pemerintah agar memanfaatkan kompleks Benteng Vastenburg semaksimal mungkin. Terkait dengan HGB [hak guna bangunan] Bank Danamon yang sudah habis per 2012, saya tak sependapat dengan Wali Kota. Wacana bekas Bank Danamon dijadikan museum pascaakuisisi, saya rasa tak signifikan. Bangunan itu justru digunakan untuk pameran produk unggulan yang dimiliki Kota Solo. Hal itu akan sinkron dengan kawasan perbelanjaan di sisi selatannya,” tegas Reny saat dijumpai wartawan di ruang Komisi IV DPRD Solo, Jumat (8/11/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Pendapat Reny berdasarkan masukan dari masyarakat selama reses di Kelurahan Sangkrah. Menurut Reny, Solo sudah banyak ditemukan museum, seperti Museum Radyapustaka, dan Museum Keris. Bila dipaksakan menjadi museum, Kata Reny, justru akan membebani APBD. Ia menyontohkan kebutuhan dana operasional di Museum Radyapustaka saja sampai Rp75 juta per tahun.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Solo, Teguh Prakosa, berbeda pendapat dengan politikus Partai Demokrat itu. Teguh mengatakan masukan dari masyarakat di sekitar Kedunglumbu  dan Sangkrah saat kerja bakti dengan para anggota TNI jutru sebaliknya.
“Para warga di dua wilayah itu menghendaki kompleks benteng itu tetap digunakan untuk kegiatan pemkot. Setiap ada kegiatan di kompleks benteng itu ternyata memberi manfaat kepada masyarakat setempat secara ekonomi, yakni mereka bisa menjadi petugas parkir. Hasilnya lumayan, bisa sampai Rp400.000,” tuturnya.

Menurut Teguh, pemkot turut terlibat dalam pemugaran benteng itu, yakni pada pengerukan drainase yang mengelilingi benteng. Rencana aliran air dari Kali Pepe juga akan dimasukan ke drainase itu.

“Tembok benteng itu akan dikelupas semua. Tapi, materialnya akan dikembalikan seperti semula, yakni material pasir, gamping, dan bubuk batu bata. Jadi, dalam plesteran tembok itu tidak menggunakan semen,” tambah politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

Teguh sependapat dengan wacana Komunitas Peduli Cagar Budaya Nusantara (KPCBN) untuk meruntuhkan bekas bangunan Bank Danamon setelah diakuisisi. Menurut dia, bangunan itu tidak sesuai dengan bangunan di sekiatrnya. Dengan diruntuhkannya bangunan bank itu, lanjut Teguh, Benteng Vastenburg bisa  terlihat utuh karena tidak ada bangunan bertingkat yang menutupinya.

“Benteng itu bisa menjadi public space bagi masyarakat Solo, seperti koridor Jenderal Sudirman, Koridor Kepatihan, dan Balekambang. Keberadaan benteng itu tidak sampai menganggu lalu lintas,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya