SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN—DPRD Klaten menyangsikan komitmen Pemkab Klaten dalam memerbaiki sejumlah fasilitas di Objek Mata Air Cokro (OMAC), Tulung, Klaten. Legislatif mengklaim desakan perbaikan fasilitas selama ini tidak direspons eksekutif.

Anggota Komisi II DPRD, Sunarto, saat dihubungi Espos, meragukan keseriusan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten, dalam membenahi fasilitas OMAC. Sunarto mengatakan sejauh ini belum pernah ada pengajuan anggaran untuk perbaikan fasilitas Umbul Cokro seperti waterboom. “Belum pernah diusulkan (perbaikan). Kami juga tidak tahu komitmen Pemkab seperti apa,” ujarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sunarto mengatakan legislatif sudah sering melakukan inspeksi mendadak (sidak) di objek wisata untuk melihat kelayakan wahana. Menurut Ketua Fraksi Golkar ini, fasilitas seperti waterboom memang tidak layak digunakan. Rekomendasi perbaikan pun sudah disampaikan DPRD. Hanya, pihaknya mengaku upaya tersebut seakan tidak berefek bagi Pemkab.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sejak dibangun kami sudah melakukan sidak. Mestinya Disbudparpora (Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahrga) proaktif. Wahana itu (waterboom) sudah sangat membahayakan dan layak dibongkar.”

Diberitakan sebelumnya, Pemkab berencana memerbaiki wahana waterboom menggunakan APBD Perubahan 2014. Fasilitas yang dibangun tahun 2009 itu akan mengalami penyesuaian konstruksi agar sesuai standar keamanan. Sunarto menegaskan perbaikan wahana seperti waterboom tak perlu menunggu pengesahan Raperda Perusda OMAC.

“Enggak usah nunggu Perda. Fasilitas itu sudah lama mangkrak,” tutur anggota tim Raperda OMAC tersebut.

Sementara itu, Kasubag TU UPTD OMAC, Hari Suroso, mengatakan belum maksimalnya wahana seperti waterboom cukup memengaruhi pendapatan asli daerah (PAD) OMAC. Tahun lalu, OMAC hanya mampu meraup PAD sebesar Rp400 juta atau di bawah target yang ditetapkan sebesar Rp600 juta. “Kalau waterboom bisa beroperasi, kami sebenarnya optimistis dapat memenuhi target,” ujarnya.

Hari menyebut melesetnya target pendapatan juga merembet ke event padusan. Menurut Hari, kemungkinan besar pengelola tak mampu memenuhi target PAD sebesar Rp57,5 juta. Perbedaan awal Ramadan diklaim menjadi penyebab seretnya penjualan tiket.

“Belum dihitung total, tapi kemungkinan tidak tercapai. Ramainya pengunjung pada Sabtu (28/6) belum mampu menutup kekurangan target di hari sebelumnya.” Dirinya bahkan memprediksi PAD dari sektor padusan tahun ini hanya menyentuh separuh target awal. “Menurun jauh dibanding tahun kemarin,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya