SOLOPOS.COM - Suasana di Taman Satwa Taru Jurug (ilustrasi/Dok/JIBI)

Solopos.com, SOLO – Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ)  Solo membutuhkan anggaran hingga Rp 1 miliar untuk menyediakan pakan dan obat satwa pada tahun ini. Dana tersebut naik dibanding tahun lalu yang hanya dialokasikan Rp900-an juta.

Direktur Utama TSTJ Lilik Kristianto ketika dijumpai wartawan di Balai Kota Solo, Rabu (27/8/2014), mengatakan ongkos pakan satwa merupakan pengeluaran terbesar dari pengelolaan TSTJ, disusul biaya obat-obatan dan perawatan konservasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Diakuinya, ongkos pakan satwa per bulan bisa mencapai Rp78 juta atau total Rp930 juta per tahun. Sedangkan biaya obat dan konservasi fauna dianggarkan Rp100 juta lebih.

“Kami berkomitmen untuk tidak mengurangi porsi pakan dan akan memberikan pakan dengan kualitas yang baik. Jadi biaya pakan dan obat memang kami naikkan terus tiap tahunnya,” ujarnya.

Lilik menuturkan ongkos paling banyak di antaranya untuk biaya pakan satwa singa dan lain sebagainya. Minimal, Lilik menyebutkan pengelola per hari harus menyediakan 25-30 ekor ayam lebih untuk pakan hewan tersebut.

“Kami akan memberikan semaksimal mungkin yang terbaik bagi satwa TSTJ,” katanya. Lilik mengatakan total secara keseluruhan koleksi TSTJ mencapai ada 290-an satwa.

Lilik mengakui tidak ingin lagi kecolongan ada satwa mati di TSTJ. Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan Fakultas Kedokteran Hewan, Unversitas Gadjah Mada (UGM), kematian orangutan, Kirno dan Pebi beberapa waktu lalu karena sakit. Untuk kematian Pebi, disebabkan karena radang usus yang disebabkan oleh bakteri.

Sedangkan untuk Kirno, Lilik mengatakan mati karena menderita penyakit jantung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya