SOLOPOS.COM - TPA Putri Cempo (Dok/Solopos)

VOLUME AMPAH MENINGKAT

VOLUME SAMPAH MENINGKAT

Solopos.com, SOLO — Warga sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) membangun pagar pembatas TPA.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga Randusari, Mojosong, Dirah, 70, kepada Solopos.com, Kamis (12/9/2013), mengaku kerap dihantui rasa waswas tinggal di sekitar TPA. Utamanya jika terjadi kebakaran seperti saat ini.

“Takutnya kalau nyambar ke rumah saja. Wong kemarin pagar kayu belakang rumah saja sudah kena,” ujarnya.

Dirah mengatakan jarak rumahnya dengan TPA tidak lebih dari satu kilometer. Itupun, lanjut dia, tidak ada pembatas apa pun. Terlihat tumpukan sampah yang menggunung tepat di belakang rumahnya. Pihaknya berharap ada langkah serius dari Pemkot untuk membangun pagar keliling di TPA.

“Jadi kalau ada kebakaran sampah di sana, kami aman. Kalau seperti ini tiap malam waswas. Tidur juga tidak nyenyak,” katanya.

Pengelola TPA Putri Cempo, M. Pramujo, mengakui belum adanya pagar pembatas TPA dengan permukiman penduduk memang menjadi persoalan seperti saat kebakaran sampah TPA. Namun dibutuhkan anggaran besar untuk merealisasikan pagar pembatas tersebut.

“Tidak ada batas lahan TPA dengan pekarangan warga. Karena memang tidak ada pagar pembatasnya,” katanya.

Menurut Pramujo, pembatas lahan TPA dengan pekarangan warga hanya dibatasi patok dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). Tidak ada batas khusus yang memisahkan antara lahan TPA dengan pekarangan warga. Akibatnya jika terjadi kebakaran sampah TPA rentan menyambar ke pekarangan penduduk.

“Sampai sekarang api belum bisa dipadamkan. Kami hanya bisa mengendalikannya saja,” tutur Pramujo.

Pramujo juga meminta partisipasi warga sekitar untuk menjaga lingkungan TPA. Utamanya jika muncul titik api baru di sekitar lokasi untuk segera melaporkan. Tidak hanya itu, warga juga diminta melakukan pemadaman dengan memanfaatkan pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang disediakan di sekitar permukiman.

“Di sana itu kan ada pipa-pipa PDAM yang memang disediakan. Kami minta kalau ada api disemprot pakai air itu. Jangan sampai merembet ke mana-mana,” pintanya.

Sejauh ini, Pramujo menambahkan pemadaman api masih menggunakan tangki penyemprot milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Belum ada bantuan  apa pun dari Pemadam Kebakaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya