SOLOPOS.COM - Sampah dibiarkan mengambang di Selokan Mataram, wilayah Dusun Dhuri, Tirtartani, Kalasan Minggu (14/2/2016). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Pengelolaan sampah di Sleman menghadapi masalah warga yang membuang sampah sembarangan

Harianjogja.com, SLEMAN- Kabid Kebersihan dan Pertamanan BLH Sleman Indra Darmawan mengakui adanya unsur kebiasaan bagi masyarakat tertentu dalam membuang sampah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah titik TPS liar sudah berkali-kali ditertibkan petugas BLH namun masih ada saja yang membuangnya kembali di lokasi yang sama.

“Memang sudah menjadi habit di kalangan tertentu, biasanya memang malam hari. Kami beberapa kali melakukan pengamatan seperti di Babarsari itu,” ujarnya, baru-baru ini.

Menurutnya, jumlah TPS liar di Sleman berskala besar saat ini masih ada lima titik, salahsatunya di Babarsari. Upaya penertiban masih direncanakan bersama instansi samping seperti Satpol PP.

Di Sleman saat ini terdapat 13 titik tempat pengelolaaan sampah terpadu (TPST), dalam sehari membuang sekitar 3.200 meter kubik sampah menuju TPA Piyungan, Bantul.

Ia menambahkan, BLH merencanakan menambah empat TPST lagi di 2016. Tetapi TPST ini proses pengolahannya dilakukan dengan sistem pemilahan antara sampah organik dan non organik sejak di level rumah tangga.

BLH belum menetapkan lokasi empat TPST itu karena harus disurvei lebih dahulu terutama menyangkut SDM pengelolanya. Karena harus memberikan pendampingan sekaligus contoh memilah sampah.

“Saat ini pemilihan memang sudah dilakukan di beberapa komunitas warga secara mandiri. Tapi untuk yang akan kita bangun di TPST ini nanti juga akan dipilah dari rumah tangga, sehingga lokasi akan disurvei dulu,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya