SOLOPOS.COM - Sejumlah tenaga kerja sedang menggarap pembuatan TPSS Tambak, Grogol, Sukoharjo, Senin (2/12/2013) siang. Pembangunan TPSS dinilai tidak akan menyelesaikan melubernya sampah ke sungai. (JIBI/Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO--Pembangunan Tempat Pembuangan Sementara Sampah (TPSS) Dukuh Tambak, Desa/Kecamatan Grogol, Sukoharjo, dinilai tidak bisa menyelesaikan persoalan melubernya sampah ke Kali Gejigan.

Alasannya, daya tampung TPSS Tambak masih terlalu kecil dibandingkan volume sampah. Ketua RT 004/RW 002 Grogol, Sutarto, saat ditemui wartawan, Senin (2/12/2013), mengatakan ukuran TPSS hanya 4×7 meter persegi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sebenarnya saya sudah pernah usulkan solusi menggunungnya sampah dengan pembuatan talut sungai. Tapi yang turun malah program pembangunan TPS,” katanya.

Pembuatan talut sungai, menurut Sutarto, lebih efektif untuk mengatasi persoalan menggunungnya sampah. Utamanya untuk mencegah sampah meluber ke badan sungai.
Hanya diakuinya, opsi pembuatan talut sungai jauh lebih mahal ketimbang pembangunan TPSS. Dia memperkirakan perlu dana Rp300 juta untuk membuat talut di dekat TPSS.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pembangunan TPSS Tambak sudah dimulai sejak Kamis (28/11) lalu. Saat ini proses pembangunan TPSS sudah mencapai 50 persen dari target.
Sutarto memperkirakan, pembangunan TPSS bisa selesai dalam tempo sepekan ke depan. Untuk pengerjaan proyek, menurutnya dilakukan oleh warga sekitar TPSS Tambak.

Sebanyak lima tenaga (warga) dikerahkan untuk menggarap proyek yang kabarnya senilai Rp20 juta itu. Sutarto mengeluhkan kekurangan material kiriman dari kontraktor proyek.
Pasalnya kontraktor proyek baru sebatas menyediakan pasir, batu, besi dan 10 sak semen. Untuk pengadaan batu bata dan papan kayu dilakukan oleh warga.

“Sak semen juga masih kurang,” tandasnya.

Di sisi lain dia menuturkan, sebelumnya ada anggota DPRD Sukoharjo dari dapil Grogol yang menjanjikan pembuatan talut sungai. Namun sayang janji tersebut belum direalisasikan.


Terpisah, Kepala UPT Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sukoharjo, Sartono, menjelaskan persoalan pengelolaan sampah tidak bisa ditangani sendiri jajarannya.
Dia mengharap kesadaran masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan dan menata pengelolaan sampah. Sartono mengatakan, produksi sampah di Kecamatan Grogol meningkat signifikan.

Alasannya, menurut Sartono, banyak pendatang baru dan warga baru di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Solo tersebut. Sebab banyak perumahan-perumahan baru di Grogol.

Sayangnya, dia menjelaskan, banyak perumahan baru yang tidak menyediakan TPSS. “Saya sudah koordinasi dengan Bidang Perumahan DPU supaya ada TPSS dalam site plan perumahan,” katanya.

Sementara, Syarif Hidayatullah, legislator PDIP dari dapil Grogol, menyatakan tidak pernah menjanjikan pembangunan talut Kali Gejigan. Menurutnya, pernyataan pembangunan talut dilontarkannya dalam kapasitas sebagai juru kampanye Wardoyo Wijaya, saat Pilkada 2010 lalu.

“Saat itu kapasitas saya menyatakan pembangunan talut sebagai juru kampanye dari Pak Wardoyo selaku Ketua DPC PDIP Sukoharjo yang mencalonkan diri jadi bupati. Jadi bukan saya pribadi yang menjanjikan pembangunan talut itu,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya