SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengelolaan sampah di Kota Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pengelolaan sampah di Kota Solo masih menyisakan sejumlah PR. Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) berencana membangun TPS Terpadu di beberapa wilayah Kota Solo. Namun, warga tidak mengetahui konsep TPS Terpadu yang direncanakan menempati wilayahnya.
Ketua RT 007/RW 005, Kelurahan Pajang, Laweyan, Edi Triono, menerangkan belum mengetahui rencana pembangunan TPS Terpadu di Kelurahan Pajang. Ia mengaku belum mendapat informasi dari pihak manapun. “Belum ada sosialisasi sampai saat ini,” ujar dia ketika dihubungi Solopos.com Minggu (26/1/2014).
Edi mengatakan pengelolaan sampah masih berjalan seperti kebiasaan lama. Menurutnya, belum ada himbauan tentang pemisahan sampah organik dan anorganik di wilayahnya. “Pemisahan sampah juga belum ada,” ujar dia.
Sedangkan Ketua RT 006/RW 010, Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Sugiat, mengatakan keberatan jika TPS Bonoloyo dibangun menjadi TPS Terpadu. “Ada satu saja, sampahnya tidak habis langsung. Dampaknya bisa langsung ke sini,” terangnya.
Giat bersama beberapa Ketua RT lain di Kelurahan Kadipiro mengetahui konsep TPS Terpadu dari website surat kabar lokal. Namun, Giat belum memberikan informasi kepada seluruh warga di wilayahnya tentang TPS Terpadu karena ia sendiri belum terlalu paham. Ia berencana melemparkan wacana pembangunan TPS Terpadu kepada warga dalam rapat RT bulan Januari tahun ini.
“Nunggu  kesepakatan dalam pertemuan warga,” ujar Giat. Ia berharp konsep TPS Terpadu tidak mengakibatkan sampah menginap di TPS sehingga warga tidak dirugikan. “Kalau bisa, tidak ada sisa di TPS. Semua terangkut tepat waktu,” tambahnya.
Ketua Penarik Sampah Kelurahan Kadipiro, Warsidi, mengaku belum mengatahui adanya TPS Terpadu yang direncanakan menempati TPS Bonoloyo. Ia pun mempertanyakan lokasi TPS Bonoloyo yang berada di tepi jalan dapat memungkinkan dibangun TPS Terpadu. Padahal, DKP berencana menggeser TPS ke bagian dalam agar TPS tidak berada di tepi jalan. “Timurnya bangsal, belakang kuburan. Kalau geser berapa meter, apa mau menggusur makam?” tanyanya.

Dijelaskan Warsidi, ia masih menunggu sosialisasi kelurahan mengenai TPS Terpadu. “Nunggu pemerintah, aturannya bagaimana. Biasanya ada sosialisasi lewat kelurahan untuk para penarik sampah,” paparnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya