SOLOPOS.COM - Aktivitas pengangkutan sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Minggu (19/7/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Pengelolaan sampah Solo kian berat karena volume sampah naik dua kali lipat saat libur Lebaran.

Solopos.com, SOLO — Volume sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Bengawan selama libur Lebaran meningkat hampir dua kali lipat dibanding hari biasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sopir truk sampah Dinas Kebersihan dan Pertanaman (DKP) Solo, Marsono, 59, mengatakan sebagian besar sampah yang membludak di Solo selama libur Lebaran berasal dari aktivitas rumah tangga di kawasan permukiman padat penduduk.

“Berbagai bungkus makanan dan minuman dari berbagai merek yang biasanya tidak ditemui, kini marak dan menumpuk di tong sampah dan berbagai TPS [tempat pembuangan sampah sementara] di Solo,” kata Marsono kepada di TPS Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (19/7/2015).

Marsono menyampaikan pada hari biasa petugas kebersihan yang mengoperasikan truk hanya mengangkut sampah dari TPS menuju Tempat Pembungan Akhir (TPA) Putri Cempo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, hanya 2 rit sampai 3 rit per hari.

Namun, saat libur Lebaran petugas kebersihan bisa membawa sampah menuju TPA Putri Cempo hingga 3 rit sampai 4 rit per hari.

Marsono menyebut pada hari biasa truk mengangkut sampah hingga 4 ton per rit. Menurut dia, jumlah tersebut jauh berbeda saat Lebaran, yakni mencapai dua kali lipat menjadi 6 ton per rit sampai 8 ton per rit.

Marsono menjelaskan petugas kebersihan menggunakan jaring-jaring atau terpal di atas dump truk agar bisa mengangkut sampah yang membeludak selama libur Lebaran.

Sopir truk DKP Solo lainnya, Sunarno, 50, menambahkan selain sampah berupa makanan dan minuman, warga juga cenderung banyak membuang barang-barang bekas, seperti perabotan rumah tangga yang tidak lagi terpakai saat libur Lebaran.

Masa libur Lebaran, lanjut dia, menjadi salah satu momen untuk menata atau menyeleksi barang-barang tidak layak pakai agar bisa diganti dengan yang baru.

“Warga Solo kerap memanfaatkan momen Ramadan hingga menjelang Lebaran untuj merapikan rumah. Hal itu untuk membangun image kepada sanak saudara atau tamu yang berkunjung. Mereka ingin menciptakan suasana nyaman di rumah masing-masing,” jelas Sunarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya