SOLOPOS.COM - Permasalahan Sampah (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Pengelolaan sampah di Bantul kini lebih efektif dan efisien dengan adanya  jejaring pengelola sampah mandiri

Harianjogja.com, BANTUL- Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengklaim keberadaan jejaring pengelolaan sampah mandiri di daerah ini mampu mengurangi volume sampah hingga 20%.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

“Dengan adanya jejaring pengelola sampah mandiri [JPSM] di daerah ini bisa mengurangi volume sampah ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir [TPSA] Piyungan antara 15 sampai 20 persen,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bantul, Eddy Susanto di Bantul, baru-baru ini.

Menurut dia, setidaknya ada 127 kelompok jejaring yang tersebar di seluruh 17 kecamatan se Bantul dan dikoordinir JPSM ‘Amor’ (Anggayuh Mulyaning Warga), mereka rutin mengadakan pertemuan tiap beberapa bulan.

Ia mengatakan, para kelompok jejaring tersebut kegiatannya mengolah berbagai sampah baik plastik, kertas maupun kaleng bekas untuk diolah menjadi barang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Dengan demikian, kata dia, kegiatannya berdampak positif bagi masyarakat sekitar dan mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA Piyungan. Total sampah dari Bantul yang diangkut rata-rata berkisar 70 ton sampai 75 ton per hari.

“Tidak hanya itu, sampah-sampah tersebut bisa menghasilkan uang setelah diolah menjadi barang bermanfaat, seperti berbagai souvenir yang dijual ke masyarakat,” katanya, seperti dikutip dari Antara.

Eddy mengatakan, secara umum masalah persampahan di Bantul merupakan wewenang dan tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum Bantul melalui UPT Kebersihan, Persampahan, Pertamanan dan Pemakaman yang setiap hari mengangkut sampah ke TPA Piyungan.

Sedangkan BLH Bantul, menurut dia, mengupayakan bagaimana pengolahan sampah tersebut agar tidak menjadi masalah, di antaranya dengan pengelolaan sampah rumah tangga melalui 3 R yaitu reduce, reuse, rycycle berbasi masyarakat.

“Di Bantul juga sudah mempunyai Bank Sampah ‘Gemah Ripah” di Desa Badegan, lembaga ini berfungsi membeli sampah rumah tangga yang sudah dipilah untuk diolah menjadi barang berguna,” katanya.

Sementara itu, Pengelola Bank Sampah ‘Gemah Ripah’ Bambang Suwerda mengatakan setiap bulan rata-rata mengumpulkan sekitar 800 kilogram berbagai macam sampah mulai dari plastik, kertas, yang diolah menjadi aneka kerajinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya