SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dok)

Pengelolaan sampah di Kulonprogo dilakukan oleh komunitas namun kini mereka kolaps

Harianjogja.com KULONPROGO- Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sampurna Asih di Dusun Dayakan, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo cenderung jalan di tempat. Pengurus mengeluhkan kerusakaan beberapa kendaraan pengangkut sampah.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Ketua KSM Sampurna Asih, Sudjendro mengatakan, operasional kegiatan mereka hanya mengandalkan iuran anggota sebesar Rp15.000 per bulan dan penjualan sampah yang telah dipilah. Dana tersebut biasanya sudah terkuras untuk membayar honor delapan pekerja pengambil sampah dan sejumlah biaya operasional lain, seperti pemeliharaan alat dan bangunan serta kendaraan pengangkut sampah.

“Kami sebenarnya bisa dibilang kolaps. Asal bisa tetap jalan saja,” ungkap Sudjendro, Sabtu (3/10/2015).

KSM Sampurna Asih memang punya kegiatan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. Jika ada yang berminat, mereka menjualnya seharga Rp800 per kilogram. Namun, produk tersebut belum dikomersialkan.

Hal itu karena produksi per bulannya masih sangat terbatas, sekitar 1-1,5 kuintal saja. Akhirnya, kebanyakan pupuk kompos diambil oleh anggota yang membutuhkan secara cuma-cuma.

Tiga dari lima sepeda motor roda tiga yang biasa digunakan untuk mengangkut sampah dari rumah-rumah anggota juga sedang dalam kondisi rusak. “Kendaraan untuk mengambil sampah malah rusak juga. Itu jelas mengganggu kelancaran kerja kami,” ucap Sudjendro.

Sudjendro kemudian menaruh harapan besar kepada kepala desa baru yang terpilih beberapa waktu lalu. Dia sedang menunggu bagaimana perhatian pemerintah desa terhadap keberlangsungan KSM pertama di Kulonprogo itu.

“Kami berharap mungkin KSM bisa dijadikan BUMDes [Badan Usaha Milik Desa] agar pengelolaannya lebih maksimal,” kata pensiunan berusia 67 tahun itu.

Sudjendro menambahkan, dia sudah mengonsultasikan kondisi KSM Sampurna Asih kepada sejumlah instansi terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Kulonprogo. Meski demikian, belum ada tindak lanjut apapun.

Terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kebersihan dan Pertamanan DPU Kulonprogo, Toni mengungkapkan, prinsip kerja KSM sebenarnya adalah kemandirian. Pemerintah tidak bisa terus memberikan bantuan. Bantuan berupa hibah yang diberikan pada awal operasional adalah stimulan yang kemudian wajib dikembangkan sendiri oleh KSM.

KSM Sampurna Asih sendiri telah menerima bantuan berupa pendirian hanggar sampah, alat pencacah sampah, dan sepeda motor roda tiga. Pemeliharaan menjadi tanggung jawab kelompok dengan mengelola pendapatan dari iuran anggota. “Itu termasuk bagaimana solusinya jika ada fasilitas yang rusak,” ujar Toni kemudian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya