SOLOPOS.COM - Sejumlah warga di Troketon dan sekitarnya menghadiri kegiatan sosialisasi rencana pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) Troketon di Balai Desa Troketon, Pedan, Rabu (17/2/2016). Selama sosialisasi itu, warga Troketon dan sekitarnya memilih menolak rencana pembangunan TPA tahap awal senilai Rp1,4 miliar. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Pengelolaan sampah Klaten, warga di Pedan menolak rencana Pemkab membangun TPA di Troketon.

Solopos.com, KLATEN–Sejumlah warga di Pedan secara terang-terangan menolak rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) yang ingin membangun tempat pembuangan akhir (TPA) secara permanen di Troketon, April mendatang. Penolakan tersebut mengemuka saat Pemkab Klaten menyosialisasikan pembangunan TPA Troketon senilai Rp1,4 miliar di Balai Desa Troketon, Rabu (17/2/2016).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu tokoh masyarakat di Troketon, Tawardi, 65, mengatakan penolakan warga terhadap pembangunan TPA sangat wajar. Persoalan sampah selalu menimbulkan bau tak sedap dan lalat.

“Hari ini kami hanya diberi sosialisasi terkait rencana pembangunan TPA Troketon. Kami belum sampai diberi tawaran apakah setuju atau tidak? Kalau diberi tawaran, otomatis kami menolak,” kata ketua RT 019 tersebut saat ditemui wartawan seusai sosialisasi.
Tokok masyarakat Troketon lainnya, Suharno, mengaku sosialisasi pembangunan TPA Troketon baru dilakukan saat ini. Padahal, pembebasan tanah di TPA setempat sudah dilakukan sejak 2010.

“Baru kali ini ada sosialisasi. Kalau mendengar pemaparan dari Pemkab Klaten terkait pengelolaan sampah di Troketon memang bagus. Tapi, memang banyak warga yang menolak di sini. Apalagi, warga yang jaraknya relatif dekat dengan TPA, yakni warga Kaligawe,” Katanya.

Kepala Desa (Kades) Kaligawe, Ari Sutikno, mengatakan warga di desanya jelas-jelas menolak rencana pembangunan TPA secara permanen seluas 10 hektare itu. Lokasi TPA Troketon yang berdekatan dengan Kaligawe sangat merugikan masyarakat setempat, terutama di Dukuh Kaligawe, Pengkol, dan Pereng Blasinan.

“Kami mohon kepada Pemkab untuk dikaji ulang lagi rencana pembangunannya. Yang kami persoalkan, kenapa lokasinya dekat dengan permukiman warga [berjarak kurang dari satu kilometer]. Lokasi TPA ini memang di Desa Troketon. Kalau sudah berdiri, otomatis warga kami [Kaligawe] yang dirugikan. Apa yang saya sampakan ini adalah aspirasi warga saya. Di sini, kami juga mempertanyakan apakah penentuan lokasi TPA Troketon ini penunjukan atau pengajuan dari warga,” katanya.

Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Klaten, Muh. Anwar Shodiq, mengatakan penolakan warga atas rencana pembangunan TPA Troketon hanya berpangkal dari perbedaan persepsi.

“Kami bisa memahami dengan penolakan warga ini. Saya pikir ini hanya perbedaan persepsi. Anggapan warga, pengelolaan sampah itu hanya ditumpuk dan dibiarkan begitu saja. Padahal yang akan kami lakukan tidak demikian. Sampah akan kami olah agar memiliki kegunaan [seperti menjadi pupuk]. Ke depan, kami akan berembuk dengan warga yang menolak, khususnya di Kaligawe. Sebelum April ini, kami akan menjelaskan tentang pengelolaan sampah kepada masyarakat Kaligawe,” katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, saat ini Pemkab Klaten hanya mengandalkan TPA Joho Kecamatan Prambanan guna menampung sampah. Setiap harinya, sampah yang masuk ke TPA Joho mencapai 170 ton per hari. Pemkab Klaten memprediksi, TPA Joho yang luasannya tak mencapai satu hektare itu akan penuh dalam beberapa bulan ke depan.

Menyikapi hal itu, Pemkab Klaten telah menyiapkan TPA alternatif di Gemampir Kecamatan Karangnongko. Pemkab Klaten terpaksa menyiapkan TPA alternatif seluas hampir lima hektare lantaran pembangunan TPA Troketon baru bisa dilaksanakan 2016. Sejauh ini, pembangunan TPA alternatif masih menunggu proses perizinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya