SOLOPOS.COM - Ilustrasi tempat pembuangan akhir sampah (JIBI/Solopos/Dok.)

Pengelolaan sampah Klaten, pembongkaran TPS karena menjadi sasaran pembuangan sampah warga daerah lain.

Solopos.com, SOLO–Tempat pembuangan sementara (TPS) yang berada di tepi jalan raya Solo-Jogja wilayah Kecamatan Klaten Utara dibongkar warga. Pembongkaran dilakukan lantaran TPS tersebut kerap menjadi sasaran pembuangan sampah warga daerah lain. Selain itu, tumpukan sampah di TPS tersebut dinilai mengganggu kenyamanan warga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pembongkaran TPS dilakukan pada Minggu (29/5/2016). Warga di sekitar lokasi itu yakni warga Dukuh Plembon, Desa Ketandan dan warga Dukuh Cungkrungan, Desa Karanganom menggempur bangunan TPS hingga rata dengan tanah. Mereka juga membikin pagar dari bambu dan kayu di sekitar bangunan yang dibongkar agar tak lagi dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah.

Salah satu warga, Purwanto, 45, menjelaskan awalnya warga memanfaatkan lahan milik kas Desa Belangwetan, Klaten Utara itu untuk tempat pembuangan sampah. Saat itu, warga membuat bangunan dengan luasan sekitar 2 meter x 3 meter.

Pembuatan bangunan ditujukan untuk fasilitas TPS yang dikhususkan untuk warga yang tinggal berdekatan dengan lokasi seperti warga Dukuh Cungkrungan dan Dukuh Plembon.

“Kalau yang bangun dari kampung itu sekitar lima tahun lalu. warga yang memanfaatkan dari dua RT di wilayah Cungkrungan dan Plembon. Sampah dibuang di sini kemudian setiap dua pekan atau sebulan itu diambil petugas dari DPU dan ESDM. Setiap sampah diambil, kondisi sampah tidak sampai memenuhi lokasi TPS,” kata dia saat ditemui wartawan di sekitar TPS yang dibongkar, Minggu.

Namun, belakangan TPS itu tak hanya dimanfaatkan warga di sekitar lokasi untuk pembuangan sampah. Warga dari berbagai daerah ikut menyumbang tumpukan sampah di lokasi itu.

Purwanto dan warga lainnya juga menjelaskan bangunan TPS sekitar setahun ini dilebarkan oleh DPU dan ESDM. “Awal dibangun itu lebarnya hanya dua meter. Namun, sekitar setahun ini bangunan dilebarkan menjadi sekitar 8 meter. Soal pelebaran itu juga selama ini kami tidak dimintai izin. Kami tanyakan ke pemerintah desa juga tidak ada izin,” ungkap dia.

Ketua RT 001/RW 001, Dukuh Cungkrungan, Panut, 65, mengatakan kondisi sampah di TPS tersebut beberapa kali overload. Ia mencontohkan beberapa waktu lalu sampah yang ada di TPS itu hingga meluber ke jalan raya. Kondisi itu terjadi bersamaan dengan tak adanya lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) di Klaten.

Sampah yang terus menumpuk membuat sampah berterbangan ke jalan raya dan permukiman. Selain itu, bau tumpukan sampah juga mencapai permukiman. Saat hujan, belatung yang muncul dari tumpukan sampah juga menjalar ke rumah-rumah warga di sekitar lokasi hingga membuat warga tak merasa nyaman.

Panut mengatakan saat sampah menumpuk, warga secara bergantian berjaga di sekitar lokasi agar TPS tak lagi dimanfaatkan untuk pembuangan sampah. Namun, warga dari berbagai daerah tetap membuang sampah ke lokasi itu.
“Kalau ada yang tahu ya langsung ditegur. Berhubung berada di pinggir jalan raya, ya semuanya ikut membuang ke sini. Sejak dua pekan lalu warga secara bergantian berjaga di sekitar TPS,” ungkapnya.

Lantaran hal itu, warga bersepakat untuk membongkar TPS yang berada di tepi jalan raya Jogja-Solo tersebut. Soal lokasi pembuangan sampah, untuk sementara warga setempat mengubur sampah di masing-masing rumah.
“Rencananya sudah ada lokasi untuk calon TPS. Tidak lagi berada di pinggir jalan raya melainkan masuk ke tepi perkampungan sehingga hanya bisa dimanfaatkan warga di sekitar lokasi,” urai dia.

Sementara itu, Ketua RW 001, Dukuh Plembon, Didit, menegaskan TPS yang ada di lokasi itu ditutup permanen oleh warga. Hal itu dilakukan agar tak ada lagi sampah yang berterbangan ke jalan serta permukiman.

Kepala Desa Karanganom, Harjanto, membenarkan sampah yang ada di lokasi itu sempat meluber hingga ke jalan raya. Warga juga sudah berupaya dengan membuat penghalang agar TPS tak lagi menjadi tempat pembuangan sampah.
“Beberapa waktu lalu sampah yang meluber sudah dibersihkan dan diuruk tanah. Tetapi, tidak bisa menyelesaikan masalah karena lokasi berada di tepi jalan raya,” urai dia.

Lantaran hal itu, warga bersepakat untuk membongkar bangunan TPS. Harjanto juga mengakui pelebaran bangunan TPS di lokasi itu juga tak dikomunikasikan ke warga atau pemerintah desa di sekitar TPS. “Ya harapan kami, setiap pembangunan TPS itu bisa dikoordinasikan dengan desa di wilayah lain yang terkena dampak,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya