SOLOPOS.COM - Ilustrasi Sampah (JIBI/Bisnis/Dok.)

Pengelolaan sampah Klaten terkendala adanya TPS liar.

Solopos.com, KLATEN – Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Klaten mengaku kesulitan menangani adanya tempat pemungutan sampah (TPS) liar yang tersebar di Klaten. Sebab, DPU tidak memiliki kewenangan untuk menutup TPS liar tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabid Kebersihan dan Pertamanan DPU dan ESDM Klaten, M. Anwar Shodiq, mengatakan jumlah TPS liar yang tersebar di Kota Bersinar mencapai 50an lokasi.

“Jumlah TPS liar di atas 50an. Kami tak memiliki kewenangan untuk menutup karena tidak ada peraturan yang menjadi payung hukumnya. Di beberapa lokasi, kami hanya bisa memasang papan larangan membuang sampah, tapi sejumlah warga tetap menggunakan TPS liar itu,” katanya saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (4/1/2016).

Shodiq mengatakan masih adanya TPS liar yang tersebar di Kota Bersinar mengindikasikan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan masih rendah.

“Apalagi saat ini berlangsung musim hujan. Kalau membuang sampah sembarangan, akan menimbulkan bau tak sedap. Otomatis itu mengganggu warga di sekitar TPS liar [sampah di TPS liar didominasi sampah rumah tangga],” kata dia.

Shodiq mengatakan pembuangan sampah di Klaten saat ini masih dipusatkan di tempat pemungan akhir (TPA) Joho, Prambanan yang luasnya kurang dari satu hektare. TPA ini diprediksi akan penuh dalam waktu lima bulan ke depan.

“Volume sampah tiap hari di Klaten mencapai 170 ton sampah. Dengan jumlah tersebut, TPA Joho akan penuh lima bulan ke depan. Menyikapi hal ini, kami sudah berencana membangun TPA sementara di Gemampir, Karangnongko [sekitar lima hektare]. Saat ini sedang proses perizinan. TPA Gemampir ini bersifat sementara karena proyeksi jangka panjang, sampah akan difokuskan di Troketon, Pedan,” katanya.

Salah satu warga Jatinom, Larsono, 38, mengaku sangat terganggu dengan keberadaan TPS liar. Hal itu seperti di pinggir Jl. Ngawen-Karanganom dan Jl. Cokro-Delanggu.

“Biasanya melewati jalur itu. Yang namanya TPS liar pasti menimbulkan bau tak sedap. Apalagi, saat ini berlangsung musim hujan. Di sisi lain, banyak juga lalat yang berterbangan. Semoga, keberadaan TPS liar ini dapat diselesaikan Pemkab Klaten,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya