SOLOPOS.COM - Sampah dibiarkan mengambang di Selokan Mataram, wilayah Dusun Dhuri, Tirtartani, Kalasan Minggu (14/2/2016). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Pengelolaan sampah di Sleman menghadapi perilaku warga yang menjadikan buang sampah sembarangan sebagai gaya hidup

Harianjogja.com, SLEMAN – Sejumlah lokasi di Sleman masih menjadi langganan orang tak bertanggungjawab sebagai tempat pembuangan sampah liar. Pemerintah Kabupaten Sleman akan menambah empat tempat pembungan sampah terpadu (TPST) dengan sistem pemilahan dari tiap rumah tangga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah TPS liar itu antara lain ditemukan di sisi selatan selokan mataran Babarsari, Caturtunggal, Depok, Sleman. Pemkab Sleman telah membersihkan tempat pembuangan ini pada 2014 silam sekaligus memasang papan permanen larangan membuang sampah. Namun tak dihiraukan, pelaku tetap saja membuang sampah di lokasi tersebut hingga saat ini.

Pembuangan sampah juga bisa ditemukan di Jalan Palagan Donoharjo, Ngaglik, Sleman meski volumenya tidak terlalu besar. Sejumlah warga sempat memasang spanduk larangan di lokasi ini.

Hal yang sama juga bisa ditemukan di kawasan Jalan Besi – Jangkang di perbatasan antara Desa Sukoharjo, Ngaglik dengan Widodomartani, Ngemplak, pembuangan sampah juga ada di lokasi ini.

Penyakit membuang sampah sembarang tidak saja terjadi di wilayah yang berbatasan dengan Kota, namun juga di pinggiran wilayah Sleman. Anang, 35, warga Dusun Jobohan, Bokoharjo, Prambanan mengakui akan kejengkelannya oleh pelaku pembuang sampah.

Hampir setiap pagi, ia menemukan sampah di lahan pekarangan miliknya. Mengurusi sampah kini menjadi pekerjaan barunya. Ia harus segera membersihkan sampah-sampah itu agar tidak ada pelaku lain yang ikut membuang sampah di pekarangannya.

“Kalau yang dibuang sampah organik mungkin tidak masalah. Tapi kebanyakan sampah plastik, saya harus menjemur dulu untuk bisa dibakar, jadi nambahi gawe tenan,” keluhnya, Jumat (19/2/2016).

Ia enggan berspekulasi siapa pelaku pembuang sampah tersebut, namun ia memperkirakan biasanya dilakukan oleh orang yang pelit dan tak mau mengeluarkan uang untuk sekedar membayar petugas sampah.

Selain itu, mungkin sudah menjadi kebiasaan atau bahkan gaya hidup seseorang dengan membuang sampah sembarangan. Masalah itu, kata dia, sebenarnya sudah sering dibahas dalam setiap pertemuan warga dan sepakat untuk melakukan pengawasan sekaligus memulai dari internal warga agar tidak membuang sampah sembarang.

“Mungkin ndableg [acuh], masih ada saja yang membuang, buangnya malam atau pagi buta biasanya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya