SOLOPOS.COM - Sampah berserakan di Jl. Tlogosari Raya II Jembatan 3, Kamis (26/5/2016). (Facebook.com-Media Informasi Kota Semarang)

Pengelolaan sampah di Jateng akan dibantu oleh Pemerintah Denmark.

Semarangpos.com, SEMARANG –Pengelolaan sampah dan limbah industri di Jawa Tengah (Jateng) hingga saat ini masih menjadi persoalan. Banyak limbah maupun sampah yang tidak tertangani dengan baik dan berdampak polusi serta pencemaran lingkungan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi ini pun membuat Pemerintah Denmark (Danida) tergugah dan berencana membantu Pemerintah Provinsi Jateng dalam mengelola sampah dan limbah industri menjadi energi baru terbarukan (EBT) melalui proyek percontohan Environment Support Programme Phase 3 (ESP3).

Ekspedisi Mudik 2024

Duta Besar Denmark, Casper Klynge menjelaskan ada lima daerah yang dijadikan sebagai pilot project pengimplementasian teknologi pengolahan sampah dan limbah oleh Danida. Kelima daerah itu, yakni Kota Semarang, Kota Tegal, Kabupaten Cilacap, Klaten, dan Jepara.

Di Kota Semarang akan dibangun pembangkit listrik berdaya 1,2 MW dengan bahan bakar gas metana dari sampah di TPA Jatibarang. Di Cilacap akan dibangun pengolahan sampah untuk dijadikan bahan bakar (Refuse-derived fuel) di TPA Tritih Lor dengan kapasitas 120 ton sampah per hari. Sedangkan di Kota Tegal akan dilakukan pembersihan 25.000 ton limbah bahan berbahaya beracun (B3) hasil peleburan logam dari Desa Pasarean, Kecamatan Adiwerna.

Sementara, untuk Klaten akan dilakukan penanganan limbah cair dan padat dari industri pati onggok di Desa Daleman dan Pucang Miliran, Kecamatan Tulung yang nantinya dijadikan gas untuk kebutuhan sehari-hari warga sekitar. Sementara, di Jepara akan dikembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sistem off-grid di Pulau Parang, Nyamuk, Genting Kepulauan Karimunjawa yang beroperasi 24 jam.

Casper meyakini proyek tersebut dapat berjalan dengan baik karena pengolahan sampah dan limbah sudah menjadi bidang keahlian mereka. Bahkan transisi hijau atau green transition sudah dilakukan selama 20-30 tahun terakhir. “Transisi hijau ini sudah dilakukan oleh Denmark selama 20-30 tahun terakhir. Waste energy atau limbah yang diolah menjadi energi merupakan keahlian negara kami. dengan mengolah limbah tidak hanya mengatasi masalah lingkungan, tapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menumbuhkan ekonomi,” kata Casper usai beraudiensi dengan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di Ruang Kerja Gubernur, seperti dilansir situs resmi Pemprov Jateng, Selasa (21/6).

Casper berharap pilot project yang dilakukan di Jateng ini nantinya dapat direplikasikan ke daerah-daerah lain. Sehingga problem pencemaran lingkungan dapat sedikit demi sedikit teratasi. Sementara itu, Ganjarmengapresiasi kerja sama antara Pemerintah Denmark dengan Pemerintah Jateng di bidang pengolahan sampah dan limbah. Dia berharap proyek ini tidak hanya asal jadi tetapi harus berkelanjutan sehingga anggaran yang dikucurkan oleh Pemerintah Denmark dapat dipertanggungjawabkan.

“Beliau membantu kita dan harus mempertanggungjawabkan kepada Pemerintah Denmark. Ini bagian dari renewable energy dan untuk menjaga lingkungan kita agar menjadi lebih baik, tapi harapan besarnya ini tidak hanya sekedar jadi, tapi setelah jadi harus berkelanjutan,” katanya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya