SOLOPOS.COM - Ilustrasi WC Umum (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO Warga Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah mengaku kurang berminat mendaftarkan rumah mereka untuk dipasangi saluran instalasi pengolahan air limbah (IPAL) program dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM ) Solo.

Warga yang memiliki toilet pribadi namun tidak dilengkapi dengan fasilitas kakus memilih menggunakan WC umum. Sementara itu, warga yang telah memiliki fasilitas kakus khawatir dengan kemungkinan risiko bocor dan ketidakjelasan terkait mekanisme pembayaran.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kalau saya mendengar beberapa alasan dari warga, ada yang memilih untuk tetap menggunakan WC umum di wilayah sekitar mereka.  Selain itu ada warga yang ragu dan takut kalau disuruh bayar mahal saat ikut masang saluran IPAL PDAM,” ungkap Ketua PKK RW 011 Pucangsawit yang juga melayani pendaftaran member saluran pembuangan dari PDAM, Dwi Sujiati, saat dijumpai Solopos.com di rumahnya, Kamis (15/5/2014).

Dwi mengatakan saat ini baru sekitar 80 kepala keluarga (KK) di RW 011 Pucang Sawit yang mendftarkan diri menjadi member IPAL PDAM untuk mendapat fasilitas saluran pembuangan limbah rumah tangga itu. Jumlah tersebut terbilang minim dibanding dengan keseluruhan warga di RW 011Pucang Sawit yang berjumlah 380 KK.

“Pada gelombang I bulan Maret lalu baru ada sekitar 50 KK yang mendaftar member IPAL PDAM dan pada gelombang II pada April sampai Mei ini baru sekitar 30 KK. Saya memang kurang tahu di RW atau wilayah lain, yang jelas di wilayah kami ini kebanyakan warga belum mendaftar lantaran ada isu akan dibangun MCK komunal. Mereka sepertinya memilih menunggu pembangunan MCK komunal itu dan tetap menggunkan WC umum yang ada,” ujar Dwi.

Salah seorang warga RW setempat, Suwarni, mengatakan ragu memasang IPAL PDAM lantaran belum mengetahui secara pasti jumlah biaya yang akan dikeluarkan. “Saya cuma tahu kalau di awal mendaftar untuk pasang IPAL PDAM akan dikenai biaya senilai Rp45.000. Tidak tahu pasti selanjutnya akan bayar berapa. Selain itu kan PDAM hanya membuatkan saluran, tidak termasuk dengan fasilitas kakus. Kami jadi harus mengeluarkan uang tambahan untuk itu,” ujar Suwarni.

Suwarni menambahkan sementara ini dia dan keluarganya memilih memanfaatkan WC umum karena lebih praktis dan tidak harus mengeluarkan biaya. “Bapak [suami Suwarni] minta untuk pakai WC umum saja. Lagian WC umum dekat dengan rumah. Tidak ada biaya yang dikeluarkan juga jika menggunakan WC umum,” ujar Suwarni.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya