SOLOPOS.COM - Ilustrasi BST (Dok/Solopos)

JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto
Penumpang bersiap memasuki bus Batik Solo Trans (BST) di Jl Ir Sutami, Jebres, Solo, Kamis (6/12). Badan anggaran (Banggar) DPRD akhirnya menyetujui alokasi anggaran APBD 2013 senilai Rp6 miliar guna pengadaan 10 bus BST.

SOLO—Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Solo memastikan konsorsium yang bakal memayungi Batik Solo Trans (BST) telah terbentuk dan siap beroperasi. Meski demikian, konsorsium disinyalir belum menyiapkan konsep pengelolaan secara matang. Konsorsium yang bernama Bengawan Solo Trans ini beranggotakan sedikitnya 12 perusahaan otobus (PO) di Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu diungkapkan Ketua Organda Solo, Joko Suprapto, kepada Espos, Kamis (6/12). Diberitakan sebelumnya, Banggar berencana mengunci anggaran Rp6 miliar untuk pengadaan 10 BST baru jika konsorsium masih buram.

“PT sudah terbentuk. Namanya mirip BST yakni Bengawan Solo Trans. Sudah ada bentuk pengelolaannya dan siap dijalankan,” terang Joko.

Selama ini, pihaknya justru menunggu realisasi pengadaan BST untuk menjalankan konsorsium itu. Meski demikian, Joko tak menampik jika konsep pengelolaan konsorsium masih butuh pematangan. Menurutnya, aspek teknis seperti biaya operasional sampai gaji karyawan hingga kini masih dalam pembahasan. “Termasuk kemungkinan alokasi dana Pemkot untuk anggaran operasional. Itu (anggaran Pemkot) masih mungkin ada meski konsorsium sudah terbentuk. Untuk sekarang kami belum tahu pasti,” katanya.

Selain persiapan teknis pengelolaan, Joko menyebut konsorsium sedang menyusun draft AD/ART. Mengenai keanggotaan, Joko mengatakan hampir semua PO bus kota di Solo masuk dalam konsorsium. “Yang belum masuk hanya tinggal menunggu seleksi saja,” ucapnya.
Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengakui hingga kini belum menerima laporan mengenai terbentuknya konsorsium BST. Namun demikian, Walikota yakin dana untuk pengadaan 10 armada baru BST bisa tetap cair. “Saya belum terima (konsorsium). Namun ini prinsipnya penetapan APBD 2013, masih ada waktu membicarakan hal itu,” terangnya.

Rudy mengaku tidak tergesa-gesa menjalankan BST yang rencananya akan melintas di dua koridor baru itu. Walikota memilih menunggu wadah dan payung hukum yang jelas sebelum mengoperasikan BST. “Jangan sampai sudah diluncurkan tapi pengelolaannya amburadul. Ini juga tidak baik.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya