SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis Indonesia)

Ilustrasi (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis Indonesia)

DENPASAR– Akademisi pariwisata menilai minimnya pengelolaan kawasan heritage di Bali akibatnya perkembangannya sebagai daya tarik wisata kurang optimal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakil Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Nyoman Sudiartha mengatakan potensi daya tarik pariwisata berbasis heritage masih sangat tinggi tetapi paket wisata khusus heritage semakin minim.

“Kondisi ini membuat tamu semakin jenuh membeli paket wisata yang ditawarkan oleh biro perjalanan sehingga banyak wisatawan potensial baru yang tak mengetahui keberadaan kawasan-kawasan heritage di Bali,” ungkapnya Kamis (11/4/2013).

Menurutnya biro perjalanan masih terfokus pada pariwisata konvensional yang hanya didominasi wisatawan grup seperti Tiongkok dan Australia. Memang benar keuntungannya besar tetapi lama-lama wisatawan potensial yang lebih banyak menghabiskan uang di Bali menjadi kian berkurang.

“Para wisatawan yang tertarik pada kawasan heritage cenderung bersifat eksklusif dan mengutamakan kepuasan seperti wisatawan Eropa, meskipun krisis, masih banyak wisatawan kaya yang tertarik kepada destinasi bernilai budaya dan sejarah,” katanya.

Ia menjelaskan pariwisata Bali pada dasarnya terdiri dari tiga konsep yakni budaya, spiritual dan natural jika dikemas adalah pariwisata yang berbasis sejarah dan budaya atau heritage. Ia pun semakin khawatir kondisi pariwisata heritage seperti museum di Bali pengunjungnya semakin sedikit.

“Karakteristik wisatawan yang berkelas adalah yang menyukai sisi otentik dari suatu destinasi pariwisata. Destinasi yang tematik, membuat kawasan tersebut bercitra positif di mata wisatawan eksklusif,” tandasnya.

Pasalnya, selama ini masalah kepariwisataan di Bali sebenarnya terletak pada ketidakmampuan pelaku wisata untuk mencitrakan Bali karena pada pengembangan suatu destinasi wisata, sering kali pelaku wisata tidak melibatkan analisis yang jelas sehingga kontinuitas dalam perkembangan destinasi wisata tidak terarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya