SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &ndash;</strong> Pengelola taksi Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) tidak mau dipersalahkan atas insiden penumpang pesawat yang <a href="http://semarang.solopos.com/read/20180716/515/928196/dilarang-naik-taksi-online-di-bandara-ahmad-yani-netizen-merasa-dikerjai-preman">dilabrak seorang pria yang dianggap preman</a> saat menggunakan taksi <em>online</em>, Blue Bird, di terminal Bandara Ahmad Yani Semarang, Minggu (15/7/2018) siang.</p><p>Seorang pengawas taksi Bandara Ahmad Yani Semarang dari Primkopad, Pulut Hariyanto, menilai aksi preman yang diduga sopir taksi bandara itu dilakukan karena geram melihat ulah sopir taksi Blue Bird yang kerap menyerobot penumpang di kawasan bandara. Padahal, sesuai aturan yang sudah diterapkan pihak pengelola bandara, taksi <em>online</em> maupun Blue Bird diizinkan beroperasi hanya sebatas menurunkan penumpang.</p><p>&ldquo;Blue Bird yang masuk kemari kan harusnya cuma <em>ngedropin</em> [menurunkan] penumpang saja. Mereka enggak boleh naikan penumpang di sini. Aturannya memang seperti itu," ungkap Pulut ketika dijumpai wartawan di kawasan terminal Bandara Ahmad Yani, Semarang, Senin (16/7/2018).</p><p>Pulut menyebutkan mengatakan taksi bandara atau lebih dikenal taksi Angkasa Pura sejak lama menjadi satu-satunya operator transportasi darat di di kawasan Bandara Ahmad Yani.</p><p>Kondisi serupa pun berlaku, katanya, ketika operasional Bandara Ahmad Yani dipindah dari sisi utara Kalibanteng menuju ke sisi utara di dekat bibir pantai Semarang.</p><p>&ldquo;Kalau pun ada orang yang naik Blue Bird dari sini, berarti itu ulahnya oknumnya yang sengaja menyerobot penumpang. Ada sih beberapa Blue Bird yang saya pantau berisi penumpang. Tetapi ada pula yang enggak bawa penumpang. Semestinya itu salah dan harus ditindak oleh petugas bandara," terang purnawirawan TNI AD itu.</p><p>Putut menambahkan saat ini ada 140 unit taksi milik Primkopad yang beroperasi di Bandara Ahmad Yani Semarang. Rata-rata taksi itu menggunakan kendaraan Toyota merek Limo seri terbaru.</p><p>Selain Pulut, ada seorang pengawas lagi yang bertugas memantau pergerakan taksi bandara. Keduanya bekerja <em>full time</em> pagi sampai malam sejak terminal apung beroperasi awal Juni kemarin.</p><p>"Hanya ada dua pengawas taksi bandara. Kami kerjanya 24 jam tiap hari," tutur Pulut.</p><p>Disinggung kejadian seorang penumpang yang dilabrak pria saat menaiki taksi Blue Bird, Pulut mengaku tidak tahu menahu. Ia juga tidak tahu jika kabar terkait kejadian itu sudah muncul di media sosial Facebook melalui <em>posting</em> akun @Nathalie Nathalie<em>.</em></p><p>&ldquo;Saya enggak tahu. Kami juga enggak pernah melakukan <em>sweeping</em>, baik terhadap pengunjung maupun taksi ilegal di bandara. Kalau ada penumpang yang naik taksi dari luar bandara, biasanya yang menegur pihak security,&rdquo; dalih Pulut.</p><p>Sementara itu, Communication and Legal Section Head Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang, Dian Purnamasari menyatakan hanya ada tiga jasa transportasi resmi yang diizinkan beroperasi di Bandara Ahmad Yani Semarang. Ketiga moda transportasi itu, yakni taksi yang dikelola Primkopad, mobil sewa dari Astrac dan Blue Bird Group, serta bus rapid transit (BRT) milik Pemkot Semarang.</p><p>"Kalau penumpang mau komplain silahkan datangi <em>costumer service</em> untuk menyampaikan aduan. Kami akan tindaklanjuti,&rdquo; jelas Dian.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya