SOLOPOS.COM - ilustrasi (google.img)

Solopos.com, SOLOK – Seorang pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) M Natsir di Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar), berinisial MS, dilaporkan ke polisi karena menyodomi sejumlah santri.  Dalam menjalankan aksinya, MS membujuk para korban bermain game online di gawainya.

"Dibujuk dengan main game online. Anak-anak ini dibawa ke kamarnya," kata Kasat Reskrim Polres Solok, Arosuka, Iptu Rifki Yhuda Ersanda, kepada detikcom, Selasa (15/6/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasus dugaan asusila diduga berlangsung di ponpes yang berada di Batu Bagiriak, Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Solok, Sumbar.

Markis Kido Tak Dimakamkan di TMP Kalibata, Ini Penjelasan Menpora

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut informasi, tersangka MS baru saja membeli sebuah gadget jenis tablet. Dia kemudian merayu para korban dengan membiarkan mereka bermain menggunakan tablet tersebut.

Namun dengan syarat bersedia menjadi pelampiasan nafsu bejat tersangka. Polisi kini mencari MS yang melarikan diri sebelum ditetapkan sebagai tersangka.

Ia menyebutkan berdasarkan hasil laporan sampai saat ini jumlah korban tindakan pencabulan tersebut sebanyak tiga orang anak di bawah umur yang berusia 10-12 tahun. Saat ini anak-anak itu sudah melakukan tes visum et repertum.

Prancis Vs Jerman: Low Tegaskan Tim Panser Tak Gentar

 

Tersangka Kabur

"Tiga orang anak itu merupakan anak dari warga yang tinggal di sekitar lingkungan asrama pondok pesantren," ujar dia.

Kasus ini dilaporkan pada Kamis (27/5). Sedangkan MS dikabarkan sudah pergi sejak Senin (24/5).

Bupati Solok, Epyardi Asda, mengaku prihatin atas kasus pelecehan seksual yang terjadi di Ponpes M Natsir. Dia menyebut peristiwa seperti itu bukan kali pertama terjadi.

Prancis Vs Jerman: Deschamps Instruksikan Les Bleus Menyerang

Epyardi mengaku mendapat laporan dari wali jorong atau aparat kepala kampung. Dia mendapat laporan ada belasan santri yang menjadi korban.

"Saya beberapa kali didatangi warga Alahan Panjang. Mereka menyampaikan kasus tersebut dan meminta bantuan agar dapat penanganan," kata Epyardi, Selasa (15/6/2021).

"Kalau dari laporan yang saya terima, ada 10-14 santri yang menjadi korban [sodomi], namun yang baru membuat laporan ada tiga orang," imbuhnya.

Hungaria Vs Portugal: Juara Bertahan, Santos Siap Hadapi Tekanan

Ia mengaku sudah memerintahkan pihak Kecamatan Lembah Gumanti dan Dinas Kesehatan Kabupaten Solok memberikan trauma healing kepada para santri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya