SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Solopos/Antara)

Penganiayaan Wonogiri, siswa SMK dianiaya lantaran menolak ajakan minum miras.

Solopos.com, WONOGIRI — WDS, 17, siswa kelas XII sebuah SMK negeri di Giritontro, Wonogiri, melapor ke polisi setelah menjadi korban penganiayaan kenalannya, Rabu (15/3/2017) malam. Remaja laki-laki itu mengaku dipukul tiga kali hingga mengalami memar di bagian wajah karena menolak diajak minum minuman keras (miras).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

WDS didampingi tokoh masyarakat Ngadirojo melengkapi laporan ke Polsek Giritontro, Sabtu (18/3/2017) siang. Kepada WDS menceritakan kejadian bermula ketika pelaku, Ily, 20, bersama satu temannya mendatangi tempat indekos WDS tak jauh dari sekolahannya sekitar pukul 22.00 WIB.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat ditemui di teras, Ily, pemuda asal Giritontro, mengajak WDS minum miras. WDS menolak tetapi terus dipaksa Ily. Lalu Ily meminta WDS menunggunya membeli miras karena saat itu miras sudah hampir habis.

WDS memilih masuk kamar indekos dan mengunci kamarnya. Tak lama pintu kamarnya digedor-gedor, tetapi WDS tak menghiraukannya. Selang satu jam ada orang menariknya dan memintanya keluar kamar. Ternyata orang itu Ily dan temannya.

“Saya menolak ajakannya, saya enggak mau mabuk. Tapi dia terus memaksa saya. Tahu-tahu dia memukul tiga kali ke arah muka saya. Waktu saya mau membalas teman Ily memegangi saya jadi saya enggak ngapa-ngapain. Setelah itu mereka pergi,” kata WDS.

Lalu dia memeriksakan diri di pelayanan kesehatan terdekat dan meminta visum. Pada malam itu juga dia melapor ke Polsek Giritontro. WDS berharap polisi segera menangkap Ily.

“Ily kakak kelas dua tingkat saat saya masih kelas X. Dia temannya sahabat saya. Suatu ketika waktu saya bersama sahabat saya itu bertemu dia lalu kenal. Kabarnya dia lama bekerja di kapal. Belum lama dia pulang kampung lalu mengajak saya mabuk,” imbuh WDS.

Tokoh masyarakat Ngadirojo yang mendampingi WDS, Rio Wahana, berharap polisi segera menindaklanjuti laporan WDS agar masyarakat tidak sangsi terhadap polisi. Dia khawatir jika polisi tidak bergerak cepat menangani, peristiwa tersebut bisa berbuntut panjang.

Sementara itu, Kapolres Wonogiri, AKBP Ronald Reflie Rumondor, menegaskan saat ini petugas sedang mengejar pelaku. “Jangan main hakim sendiri, serahkan kepada polisi,” kata Kapolres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya