PENGANIAYAAN SRAGEN : BC Provokatif Bikin Ribuan Warga PSHT Panas

Penganiayaan Sragen yakni yang terjadi di Sukodono disebarluaskan melalui pesan BC bernada provokatif sehingga bikin warga PSHT panas.

Solopos.com, SRAGEN – Sebuah pesan broadcast (BC) bernada adu domba beredar di kalangan warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sragen, Sabtu (25/4/2015). BC itu beredar melalui short messages services (SMS) dan blackberry messenger (BBM).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang diperoleh , BC gelap tersebut berbunyi, “Semua warga SH diharap kumpul di Lapangan Tangen jam 08.00 WIB karena saudara kita jadi korban pembacokan sampai meninggal.”

Pesan tersebut diduga terkait insiden penganiayaan seorang anggota PSHT di Desa Gebang, Sukodono, Minggu (19/4/2015) malam. Padahal korban diketahui hanya mengalami luka ringan, dan tidak meninggal dunia.

Sesepuh PSHT Sragen, Surtono, saat dihubungi melalui ponsel mengonfirmasi beredarnya BC bernada provokatif. Beredarnya BC tersebut membuat ribuan warga PSHT berkumpul di Tangen Sabtu pagi.

Para sesepuh dan pengurus PSHT Sragen turun meredam suasana.

“SMS itu jelas provokasi yang sengaja diedarkan untuk membuat situasi keruh. Isi SMS ini sama sekali tidak benar,” tutur Surtono. Dia menjelaskan masalah yang terjadi antara PSHT dan Kera Sakti sudah selesai.

Bahkan sudah dilakukan ikrar damai antara kedua pihak yang dimediatori Pemkab dan Polres Sragen. Surtono mengimbau warga PSHT tidak terpancing provokasi dari pihak yang tak bertanggung jawab.

“Ini ada anggota PSHT dari Ngawi, Sleman, dan Salatiga yang datang. Tapi sudah saya minta pulang karena SMS yang beredar tidak benar,” terang Surtono.

Terpisah, Kapolres Sragen, AKBP Dwi Tunggal Jaladri melalui Kapolsek Tangen, AKP Agus Jumadi, mengonfirmasi adanya massa PSHT yang berkumpul di Lapangan Tangen pada Sabtu sekitar pukul 08.00 WIB.

“Mereka datang karena ada pesan permintaan berkumpul di Tangen. Padahal SMS tersebut tidak benar,” kata dia. Kapolsek mengatakan massa PSHT membubarkan diri setelah diberi penjelasan ihwal insiden di Sukodono.