SOLOPOS.COM - Banser NU se-Soloraya ingatkan polisi di Mapolresta Solo, Kamis (4/6/2015). (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Penganiayaan di Solo kembali terjadi. Kali ini, sekelompok orang mengincar tukang tambal ban di Serengan, Solo.

Solopos.com, SOLO — Ratusan aAnggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) se-Soloraya mendatangi Mapolresta Solo, Kamis (4/6/2015) sore. Mereka datang beramai-ramai mengenakan seragam Banser motif loreng.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, sesampainya di Mapolresta Solo, mereka langsung membentuk barisan. Mereka disambut langsung oleh Kapolresta Solo, Kombes Pol Ahmad Lutfi. Kedatangan mereka ingin menanyakan kabar kasus penganiayaan yang menimpa rekan mereka, Roni, tiga pekan yang lalu.

Koordinator Banser Soloraya, Ali Mahbub, mengatakan sekitar tiga pekan yang lalu, Roni melaporkan kasus penganiayaan menimpa rekan mereka ke polisi. Saat itu, Roni yang bekerja sebagai tukang tambal ban itu pada Sabtu (16/5/2015) malam didatangi seseorang tak dikenal.

“Saat itu tiba-tiba orang itu mengajak duel Roni. Roni dituduh minum-minuman keras. Tapi kenyataannya Roni itu tidak minum-minuman keras,” kata dia kepada wartawan di Mapolresta Solo, Kamis.

Karena tuduhannya tidak terbukti, kata dia, orang itu lalu pergi. Namun, beberapa saat kemudian orang itu kembali lagi ke rumah Roni dengan membawa delapan orang temannya. “Nah, saat kembali lagi itu, orang itu bersama teman-temannya menganiaya Roni,” kata Ali.

Kemudian pada Rabu (27/5/2015) malam, rumah Roni kembali didatangi beberapa orang tak dikenal. Saat itu, mereka yang berjumlah puluhan datang dengan mengenakan penutup wajah. “Mereka datang mencari Roni. Tapi saat itu, Roni tidak ada. Di sana hanya ada Tri Winarno, tiba tiba Tri yang diserang secara mendadak dengan kunci palang dan besi. Mereka juga merusak warung tambal ban milik Roni,” jelas dia.

Tri Winarno kemudian melaporkan ke Polsek Serengan, Solo. “Korban sudah melaporkan ke polisi, tapi sampai sekarang juga belum ada kelanjutannya. Makanya kami ke sini untuk menanyakan hal itu biar ada kepastian siapa yang melakukan itu kepada sahabat kami,” jelas dia.

Banser se-Soloraya meminta Kapolresta Solo beserta jajarannya agar segera mengusut kasus penganiayaan itu. Menurut dia, sampai saat ini Roni masih mengalami trauma. Roni bahkan tidak berani membuka warung tambal bannya. “Kalau polisi butuh bantuan, kami siap membantu mengusut kasus ini,” jelas dia, yang juga Wakil Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah itu.

Sementara itu, Kapolresta Solo, Kombes Pol Ahmad Lutfi, berjanji akan mengusut tuntas kasus penganiayaan tersebut. “Untuk menetapkan tersangka, kami harus mengumpulkan dua alat bukti yang kuat. Oleh karena itu, kasus ini sedang kami selidiki.”

Kapolresta meminta kepada masa dari Banser untuk menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian. “Jangan main hakim sendiri. Serahkan ke kami, kami akan segera tangani. Mari kita jaga ketertiban dan keamanan kota kita ini,” jelas kapolres di hadapan ratusan masa dari Banser itu.

Kapolsek Serengan, Kompol Edi Wibowo, membenarkan adanya laporan dari Tri Winarno. “Ya saat itu korban mengalami memar di pelipis dan tangan. Kejadiannya 27 Mei 2015 sekitar pukul 21.15 WIB,” kata dia.

Kapolsek menyatakan Roni bukanlan korban penganiayaan. Dia juga mengatakan Tri Winarno bukan anggota Banser. “Tri itu teman akrab Roni, dia bukan anggota banser.” Saat ini pihaknya terus menyelidiki kasus penganiayaan ini, termasuk memburu para pelaku dan memeriksa saksi-saksi.

 

 

BERITA LAIN PENGANIAYAAN SOLO:
Banser Gruduk Mapolresta Solo, Ada Apa?
Kasus Tak Tuntas, Tambal Ban Tutup 3 Pekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya