SOLOPOS.COM - Kapolda Jateng Irjen Pol. Condro Kirono memberikan keterangan terkait tewasnya taruna Akpol di Mapolda Jateng, Kamis (18/5/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa/Humas Polda Jateng)

Penganiayaan yang mengakibatkan kematian taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang membuat pengasuh institusi tertinggi pendidikan polisi itu diperiksa.

Semarangpos.com, SEMARANG — Sejumlah pengasuh Akademi Kepolisian (Akpol) turut diperiksa berkaitan dengan kematian Brigadir Dua Taruna (Bripdatar) Mohammad Adam. Pemeriksaan para pengasuh itu dilakukan setelah polisi memeriksa 35 taruna kolega Adam di Akpol tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perkembangan pemeriksaan oleh Divisi Propam Mabes Polri itu diungkapkan Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Djarod Padakova di Semarang, Jumat (19/5/2017). “Karena para pengasuh ini polisi aktif, maka penanganan oleh propam,” katanya.

Pemeriksaan para polisi aktif yang bertugas sebagai pebngasuh di Akpol oleh Divisi Propam Mabes Polri tersebut dilakukan untuk mengurai tugas dan tanggung jawab para pengasuh terhadap anak asuhnya.

Sementara itu, untuk dugaan penganiayaan berbuntut kematian yang dilakukan senior taruna Akpol tersebut ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah. Sebanyak 35 taruna tingkat II dan III, menurut Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Condro Kirono telah diperiksa sebagai saksi dalam perkara tersebut.

“Ke-35 saksi yang merupakan 21 taruna tingkat II dan sisanya tingkat III,” urai Kapolda Jateng seraya menambahkan bahwa belum ada penetapan tersangka dalam perkara tersebut.

Meskipun belum ada penetapan tersangka, Kapolda mengakui adanya dugaan tersangka kasus penganiayaan yang berbuntut kematian tersebut lebih dari satu orang . “Pemeriksaan intensif sudah dilaksanakan hingga malam tadi, hari ini gelar perkara. Untuk tersangka nanti,” ujarnya.

Ke-35 taruna tersebut diperiksa karena berada di lokasi kejadian penganiayaan yang menewaskan Mohammad Adam. Mohammad Adam dilaporkan meninggal dunia, Kamis (18/5/2017) di kompleks Akpol Semarang.

Taruna tingkat II tersebut diduga tewas dianiaya seniornya ketika apel pembinaan oleh para seniornya, di luar kegiatan resmi sekolah tersebut. “Jadi senior melihat juniornya tidak disiplin saat pesiar,” terangnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya