SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembacokan (greaterkashmir.com)

Penganiayaan dengan modus operandi pembacokan di Pasar Jatingaleh Kota Semarang berubah menjadi pembunuhan.

Semarangpos.com, SEMARANG — Totok Turhadi, 50, warga RT 002/RW 011, Delik Rejo, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) yang menjadi korban penganiayaan dengan modus operandi pembacokan di Pasar Jatingaleh, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jateng, Senin (6/2/2017), tewas dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Kota Semarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Korban meninggal dunia saat akan dibawa ke Rumah Sakit Kariadi,” ungkap Kapolsek Banyumanik Kompol Retno Ayu saat dihubungi Semarangpos.com melalui saluran telepon. Korban tewas dengan banyak luka bacokan di tubuh dan kepalanya.

Dalam keterangan yang dibeberkan Kapolsek Banyumanik, pelaku pembacokan bernama Sigit Prasetyo, 35, warga Tuntang, Kabupaten Semarang menggunakan golok milik korban yang selalu digunakannya untuk membelah kelapa. “Dari rumah, pelaku sudah membawa parang. Namun saat akan membacok, parangnya patah. Kebetulan korban yang seorang pedagang kelapa memiliki golok yang lantas diambil pelaku untuk membacoknya,” imbuh Retno.

Kapolsek Banyumanik menyatakan motif di balik penganiayaan dengan modus operandi pembacokan itu adalah sakit hati. “Motifnya sakit hati. Pelaku sudah lama merasa sakit hati karena korban selalu mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan,” imbuhnya.

Pelaku penganiayaan dengan modus operandi pembacokan yang berakhir pembunuhan di Pasar Jatingaleh Semarang itu kini ditahan di Mapolsek Banyumanik untuk dimintai keterangan lebih lanjut. “Saat ini belum diputuskan [pasal] hukuman yang akan diberikan kepada pelaku. Ini pelaku masih ditahan di Polsek Banyumanik,” pungkas Retno.

Sigit Prasetyo, menurut Retno sebagaimana ditambahkan Kantor Berita Antara, sempat hendak kabur sebelum akhirnya ditangkap anggota Babinkamtibmas yang sedang patroli. Kepada Antara, Sigit Prasetyo mengaku sakit hati terhadap mantan mertuanya itu. Menurut Sigit, Totok pernah dua kali mengirim pesan singkat melalui telepon seluler yang isinya mengatakan dirinya tidak pernah menafkahi kedua anaknya.

Tersangka tindak penganiayaan dengan modus operandi pembacokan yang berujung pembunuhan itu memang pernah menikahi anak korban yang bernama Muji Lestari hingga dikaruniai dua anak. Pelaku sudah sempat dua kali mencari korban di pasar namun tidak bertemu. “Bawa parang dari rumah. Naik bus, turun di pasar lalu langsung saya bacok,” akunya. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semrangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya