SOLOPOS.COM - Korban Jonathan Miracle bersama kerabatnya saat berada di Mapolda DIY, Selasa (15/11/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Penganiayaan PRT Bantul diduga dilakukan oleh seorang warga yang tinggal di Samalo Patalan Jetis Bantul

Harianjogja.com, BANTUL-Sehari setelah dilaporkannya AC, warga Dusun Samalo, Desa Patalan, Kecamatan Jetis oleh Sartini, asisten rumah tangganya, kediaman AC tampak lengang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga : KRIMINAL BANTUL : Tragis! Jadi Pembantu Malah Disekap 9 Bulan dan Anak Balitanya Disiksa

Dari pantauan Harian Jogja, Rabu (16/11/2015) siang, kediaman AC yang sehari-harinya dipakai sebagai toko alat-alat bangunan dan elektronika itu memang terlihat sepi.

Di toko itu, hanya tampak seorang perempuan penjaga toko saja. “Tidak ada orang, Mas. Bapak dan Ibu keluar. Di dalam hanya ada Simbah dan tiga orang putra Bapak,” singkat perempuan itu.

Dari hasil wawancara dengan beberapa warga sekitar, pelaku memang dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Terbukti, sejak dua bulan AC dan keluarganya menempati rumah itu, mereka jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.

Menurut penuturan Darwati, pemilik toko kelontong yang berbatasan langsung dengan rumah pelaku, sejauh ini hanya beberapa kali istri pelaku saja yang kerap datang berbelanja. Selebihnya, hanya Sartini, asisten rumah tangganya yang berbelanja kebutuhan sehari-hari keluarga itu.

“Pasutri itu kalau keluar rumah selalu pagi buta, pulangnya malam. Selain itu, mereka pergi selalu pakai mobil yang berbeda-beda setiap harinya,” ucapnya.

Darwati pun mengaku tak banyak kabar yang ia korek dari keluarga tersebut. Ia mengaku pernah bertanya perihal latar belakang Sartini, termasuk terkait anak dari perempuan berambut cepak itu.

“Kata Sartini sendiri, dia sudah punya anak di Solo, tapi sudah dewasa. Tapi, sebaliknya, kata majikannya, anak Sartini masih kecil. Entah mana yang benar saya tidak tahu,” kisahnya.

Selain itu, ia pun heran ketika melihat potret istri AC di surat kabar tengah mendampingi Sartini melapor ke Polda DIY. Pasalnya, jika memang benar AC melakukan penganiayaan terhadap anak Sartini, ia yakin istri AC bakal tetap akan melindungi suaminya. “La ini kok malah ikut melapor,” katanya heran.

Terpisah, Edy Nugroho, warga lainnya pun mengaku hal yang sama. Ia mengaku justru sulung AC lah yang kerap menyapa tetangga. “Anaknya yang pertama itu justru yang sering berinteraksi dengan tetangga,” katanya.

Bahkan ketika Sartini kabur dari rumah sekitar 3 pekan lalu, ia justru mengetahuinya dari bocah yang duduk di bangku Sekolah Dasar tersebut. Saat itu, sekitar pukul 20.00 ia dikejutkan oleh bocah tersebut yang menanyakan keberadaan Sartini.

“Dia [Sulung AC] menanyakan keberadaan pembantunya asal Solo dan anaknya yang mendadak tidak ada di rumah,” kata Edy.

Sementara Kepala Dukuh Samalo Budi Samudra mengatakan, AC memang bukan warga asli Samalo. AC datang dari Surakarta mengontrak kediaman milik Sumilah yang merupakan warga asli Dusun  Samalo sekitar Februari 2016 lalu.

“Kalau berdasarkan identitasnya, AC itu warga Jl. Poksay Perum Dosen Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo,” kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya