SOLOPOS.COM - Tokoh NU Kendal menjalani perawatan di rumah sakit setelah dapat serangan dari pengamen. (Okezone.com-Taufik Budi)

Penganiayaan yang menyertai penyerangan terhadap tokoh ormas keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) di Kendal diinvestigasi Ansor Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah (Jateng) mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus penganiayaan terhadap mantan Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Jateng, K.H. Ahmad Zaenuri, dan menantunya, Sabtu (17/3/2018) lalu.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Ansor mengaku telah menemukan fakta-fakta yang menunjukkan bahwa kasus tersebut diduga bukan sekadar perampasan tas yang disertai pembacokan. Pernyataan itu sekaligus merupakan respons atas publikasi hasil penyelidikan Polri yang dilansir Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol. Agus Triatmadja, Senin (20/3/2018).

[Baca juga Polda Yakinkan Publik bahwa Penyerangan Tokoh Agama Murni Kriminalitas]

Ketua PW GP Ansor Jateng, Solahudin Aly, mengatakan pihaknya menemukan beberapa kejanggalan terkait motif pelaku sesuai hasil penyidikan sementara oleh pihak kepolisian. Polisi menyebut kasus tersebut merupakan kriminal murni dengan modus operandi perampokan.

“Pertama, pelaku tiba-tiba mendatangi rumah korban dan mengarah ke mobil yang ditumpangi korban. Kedua, tidak ada percakapan antara pelaku dengan korban, dan pelaku sekonyong-konyong menyabetkan golok ke arah korban. Saat ditegur, pelaku tidak menjawab, langsung mengayunkan senjatanya dan tak ada bahasa ancaman secara verbal,” paparnya sebagaimana dikutip redaksi laman aneka berita Okezone.com.

Fakta selanjutnya adalah pelaku sama sekali tidak berusaha merebut tas istri korban yang sama-sama berada di lokasi kejadian. Bahkan pelaku juga tidak melukai saksi-saksi perempuan yang berusaha menghentikannya.

“Lalu fakta berikutnya jika memang pelaku berniat menjambret, mestinya dia sudah menyiapkan kendaraan atau tumpangan untuk melarikan diri. Tidak ada skenario pelaku untuk kabur, seperti pelaku penjambretan pada umumnya,” terang Solahudin.

Selain itu, Gus Solah juga menemukan fakta lain. Pagi hari sebelum kejadian, pelaku sempat menyampaikan niatnya kepada salah seorang warga. Dikatakan oleh pelaku, bahwa dia ingin membunuh seseorang, namun tidak disebutkan sasaran yang hendak dituju.

Berdasarkan temuan tersebut, Gus Sholah mendesak pihak kepolisian untuk mengungkapnya secara tuntas dan tidak menyederhanakan isu yang malah tidak mendukung dengan fakta yang sebenarnya. “Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan dari tim PC Ansor Kendal dan bertemu langsung dengan saksi kunci dari pihak keluarga korban. Kami menemukan ada indikasi tindakan pelaku sudah direncanakan, entah oleh pelaku sendiri ataukah ada pihak lain yang menyuruhnya. Semoga ini bisa menjadi masukan bagi polisi dalam melakukan penyelidikan,” imbuh Gus Sholah.

Diberitakan sebelumnya, hasil sementara dari penyidikan tim Polres Kendal motif pelaku mengarah ke usaha percobaan perampasan. Kapolres Kendal, AKBP Adiwijaya, mengatakan, pelaku yang sehari-hari mencari nafkah dengan cara mengamen, pada mulanya berniat merampas tas istri korban. Untuk melancarkan niatnya itu, pelaku lebih dulu melukai korban.

Keterangan tersebut dikuatkan oleh pelaku yang mengaku sejak tiga hari terakhir tidak punya uang. Karena itu pelaku mengaku bingung dan stres, hingga ketika melintas di depan rumahnya dia melihat istri korban membawa tas.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya